NUSANTARANEWS.CO, Washington – Amerika semakin memperkuat persenjataan Taiwan untuk hadapi Cina. Sejak Donald Trump menjabat presiden Amerika Serikat (AS) pada tahun 2017, AS menjual senjata senilai lebih dari US$ 15 milyar ke Taiwan termasuk jet tempur F-16V “Viper” yang terbaru. Pada 26 Oktober 2020, Departemen Pertahanan AS (DoD), telah membuat keputusan menyetujui kemungkinan penjualan hingga 100 Harpoon Coastal Defense Systems (HCDS) dan peralatan terkait senilai US$ 2,37 miliar.
Taipei Economic and Cultural Representative Office (TECRO) secara resmi telah meminta 100 Harpoon Coastal Defense Systems (HCDS) yang terdiri dari 400 RGM-84L-4 Harpoon Block II Surface Launched Missiles; 4 Rudal Latihan RTM-84L-4 Harpoon Block II. Juga termasuk 411 kontainer, 100 Unit Pengangkut Peluncur Sistem Pertahanan Pesisir Harpoon, 25 truk radar, dan suku cadang dan peralatan pendukung lainnya.
Selain itu, menurut Kantor Perwakilan Ekonomi dan Budaya Taipei juga termasuk peralatan pelatihan, bantuan teknis, perwakilan kontraktor, dan layanan dukungan teknik dan logistik, serta elemen dukungan logistik terkait lainnya.
Pemerintahan Presiden Taiwan Tsai Ing Wen telah menyatakan ketertarikannya terhadap sistem rudal Harpoon terbaru tersebut pada bulan Mei lalu. Angkatan Bersenjata Taiwan sendiri saat ini telah menggunakan Harpoon AGM-84 yang diluncurkan dari udara.
Sedangakan Harpoon RGM-84 adalah rudal anti-kapal, juga kapal selam yang dapat beroperasi dalam segala cuaca berpemandu yang dapat terbang rendah diatas permukaan laut dengan presisi tinggi.
Harpoon Block II ini memiliki kemampuan misi anti-kapal dan serangan darat dengan menggunakan navigasi inersia berbasis GPS untuk mencapai titik sasaran beyond the horizon yang telah ditentukan.
Rudal buatan Boeing Defense, Space & Security ini memiliki kemampuan superior untuk menjalankan misi serangan darat dan anti-kapal. Dengan hulu ledak 227 kg, Harpoon dapat menghancurkan berbagai macam target darat seperti situs pertahanan pantai, fasilitas pelabuhan, termasuk kapal-kapal di pelabuhan.
Peluncur rudal Harpoon dapat dipasang di truk. Sehingga rudal dapat ditembakkan dari peluncur kontainer truk militer. Dengan kemampuan yang dinamis, rudal memiliki mobilitas tinggi untuk dengan cepat ditempatkan di lokasi strategis seperti untuk mengamankan selat atau menghadapi kapal-kapal perang lawan.
Beijing memprotes keras penjualan senjata AS ke Taiwan. Beijing memandang Taiwan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam wilayah kedaulatannya yang memberontak. Sehingga bantuan AS ke Taipei adalah campur tangan dalam urusan dalam negeri China.
Kementerian Luar Negeri Cina mengancam memberikan sanksi ekonomi terhadap kontraktor pertahanan AS seperti Lockheed Martin, Raytheon, dan Boeing, yang tarakhir adalah perusahaan yang kini sedang memproduksi Harpoon untuk melengkapi alutsista Taiwan. (Agus Setiawan)