Ekonomi

Amankan Jalur Sutra, UEA-Cina Galang Kerjasama Militer

Kerjasama militer UEA-Cina untuk inisatif One Belt One Road/Foto: AFP

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Penyelesaian konflik dan stabilitas kawasan kini menjadi ciri khas kebijakan luar negeri Cina di abad 21. Cina memiliki gagasan besar untuk menghubungkan daratan dan perairan yang membentang dari Cina sampai ke jantung Eropa, dalam koridor jaringan perdagangan dan transportasi sebagai upaya merangsang pertumbuhan ekonomi Asia dan menciptakan pasar baru bagi barang dan jasa Cina dengan inisitif One Belt One Road.

Kepentingan strategis terhadap energi salah satu alasan Cina mulai merangsek ke Timur Tengah. Lebih dari separuh pasokan impor energi Cina berasal dari kawasan Timur Tengah. Untuk mengamankan kepentingan energi nasionalnya, Cina telah menginvestasikan proyek energi di lebih dari 50 negara. Cina telah membeli 51 persen kebutuhan minyaknya dari Timur Tengah. Di mana 43% pengiriman minyaknya harus melalui Selat Hormuz, sementara 57% melalui Selat Malaka.

Baca: Strategi Baru Cina di Timur Tengah

Tak sia-sia Presiden Cina Xi Jiping mengunjungi Arab Saudi di awal tahun 2016 lalu. Kunjungan Xi Jiping dibalas Raja Salman setahun kemudian, tepatnya pada 15-18 Maret 2017. Cina sadar betapa pentingnya tanah Arab. Jika tidak dirangkul, niscaya kepentingan nesionalnya terkait pasokan energi terancam. Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, Cina pun bereaksi dan tak sudi hanya sekadar menajdi penonton belaka.

Baca Juga:  Kemiskinan Masalah Utama di Jawa Timur, Sarmuji: Cuma Khofifah-Emil Yang Bisa Atasi

Kini, Uni Emirat Arab (UEA) – Cina tengah berupaya memperkuat kerjasama militer guna memuluskan proyek One Belt, One Road. UEA yang kaya akan minyak dan Cina yang haus energi mengkonfirmasi bahwa mereka akan mempromisikan keamanan satu sama lain setelah para diplomat bertemu di Beijing pekan lalu.

Hubungan angkatan bersenjata dua negara telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dikutip Sputnik, Wakil Ketua Komisi Militer Pusat Cina, Fan Changlong mengatakan UEA merupakan mitra strategis bagi Cina. Cina juga telah mencari mitra keuangan dan diplomatik untuk One Belt, One Road Initiative, yang menghidupkan kembali rute perdagangan Silk Road kuno untuk menciptakan koridor perdagangan yang dapat menempatkan Cina sebagai pusat ekonomi dunia.

Fan menekankan bahwa sering terjadi kunjungan tingkat tinggi militer UEA-Cina. Beijing akan bekerjasama dengan Abu Dhabi untuk memperkuat kerja sama dalam kerangka Belt and Road.

Baca: Arab Saudi Sebagai Pintu Masuk China Ke Timur Tengah

Baca Juga:  Bersama Rakyat, Cabup Gus Fawait Terdepan Tolak Tambang Emas di Silo Jember

Pakistan menjadi negara Timur Tengah yang paling bersemangat menerima program One Belt, One Road. Baru-baru ini kedua negara mengintensifkan kerjasam militer mereka, baik dalam mempertahankan jalur perdagangan maupun perkembangan teknologi. Buktinya, Pakistan-Cina baru saja bekerjasama untuk membangun dan menjual sebuah jet JF-17B Thunder.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Sultan Ahmed al-Jaber mengatakan UEA sangat mendukung One Belt, One Road. Cina dan UEA telah meningkatkan perdagangan 800 kali lipat sejak membangun hubungan formal di tahun 1980an; dari $63 juta pada tahun 1984 menjadi lebih dari $50 miliar per tahun hingga tahun 2016.

Dan menurut MIT, UEA mengeluarkan hampir $150 miliar barang dan jasa setiap tahunnya. (ed/spn)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3