Ekonomi

Alasan Tolak Ojol di Malaysia, Shamsubahrin: Gojek Tidak Memiliki Masa Depan

Jasa Transportasi Online Grab dan Gojek (Ilustrasi/Istimewa)
Alasan Tolak Ojol di Malaysia, Shamsubahrin: Gojek Tidak Memiliki Masa Depan. (Ilustrasi/Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Rencana pemerintah Malaysia memberikan izin Gojek beroperasi mendapat reaksi penolakan keras dari publik. Salah satu penolakan terhadap Ojol (Ojek online) datang dari pendiri perusahaan Big Blue Taxi Services, Shamsubahrin Ismail.

Dilansir Suara.com dengan mengutip salah satu media Malaysia, Free Malaysia Today, Shamsubahrin mengatakan Gojek tidak memiliki masa depan yang cerah bagi anak-anak muda Malaysia.

Sebaliknya dengan membiarkan ojol beroperasi di Malaysia, sama saja membawa negeri jiran itu menuju negara terbelakang.

“Sebagai sebuah karier, Gojek tidak memiliki masa depan. Anak-anak muda kita layak mendapatkan yang lebih baik,” kata Shamsubahrin, dikutip Sabtu (24/8/2019).

Untuk itu dirinya kemudian mengkritisi kebijakan Menteri Pemuda Malaysia Syed Saddiq ihwal pemberian izin Ojol masuk ke Malaysia.

“Syed Saddiq adalah menteri terpelajar, tetapi ketika menteri lain berbicara soal mobil terbang atau mobil nasional jilid 3, ia justru menyuruh anak-anak muda menjadi tukang ojek,” jelasnya.

Sementara itu dilansir dari salah satu harian ternama Malaysia yakni Harian Metro, Shamsubahrin mengatakan dengan memberikan izin Gojek masuk ke Malaysia, maka pemerintah disebut mendukung masa depan suram bagi anak-anak muda Malaysia.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Konsultasi Publik Penyusunan Ranwal RKPD Kabupaten Nunukan 2025

“Anak-anak muda perlu mendapatkan pekerjaan yang layak. Di mana janji Syed Saddiq untuk membantu anak-anak muda mendapatkan pekerjaan layak? Jika ternyata ia membawa gojek,” ungkapnya.

“Bagaimana sebuah negara dapat bergerak maju jika anak-anak muda dipekerjakan untuk menjadi tukang ojek?” sambungnya.

Ia menjelaskan, terkait mengapa ojek online bisa tumbuh subur di Indonesia, karena memang Indonsia disebutnya banyak pengangguran. Dimana angka kemiskinan di Indonesia masih tinggi. Sementara Malaysia tidak demikian.

“Gojek berhasil di Indonesia karena angka kemiskinan mereka sangat tinggi, tidak seperti di Malaysia,” ujar Shamsubahrin.

Untuk itu, dirinya mengancam melakukan aksi demonstrasi besar besaran jika pemerintah tetap bersikukuh mengizinkan Gojek beroperasi di Malaysia.

“Saya akan memimpin demonstrasi, kami akan ke Putrajaya dan jika bisa, kami akan berdemonstrasi di rumah Syed Saddiq dan (Anthony) Loke (Menteri Transportasi Malaysia),” tandasnya.

Pewarta: Romadhon

Related Posts

1 of 3,056