NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Setalah 2 hari sebelumnya berhasil menggagalkan penyelundupan Ratusan Botol Miras, kini Tim Gabungan dari TNI AL yang terdiri dari Lanal Nunukan, Satgas Kopaska dan Satgas Marinir Ambalat kembali mengukir prestasi dengan berhasil menggagalkan upaya penyelundupan Shabu Seberat 3,3 Kg Tawau (Malaysia).
Hal tersebut diungkapkan Komandan Lanal Nunukan, Letkol Laut (P) Handoyo saat menggelar jumpa pers dalam rangka penyerahan barang bukti dan pelaku kepada Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Nunukan, Selasa (26/12/2023).
“Saya Komandan Lanal Nunukan, Letkol Laut (P) Handoyo kembali akan melaksanakan Press Release keberhasilan penindakan kegiatan ilegal di wilayah kerja Lanal Nunukan yaitu penangkapan penyelundupan narkoba di perairan Sebatik yang berhasil digagalkan oleh Tim Second Fleet Quick Response (SFQR) Lanal Bunukan dan Posal Sei Pancang, pada Senin 25 Desember 2023 petang hari,” ujar Letkol Handoyo.
Selanjutnya Danlanal Nunukan menuturkan kronologi dari penangkapan Pelaku. Pada Hari Senin Pukul 17.00 Wita tanggal 25 desember 2023 Pukul 17.00 Wita petang hari, Satgas Nataru Lanal Nunukan melaksanakan pemeriksaan rutin terhadap perahu yang membawa muatan dan penumpang dari arah Tawau (Malaysia) yang bergerak memasuki perairan Indonesia menuju Dermaga Tradisional di wilayah pesisir pantai Sebatik Utara.
Berdasarkan informasi dari Satgas Nataru Lanal yang diteruskan kepada personil di darat yaitu Posal Sei Pancang dan tim Second Fleet Quick Respon (SFQR) Lanal Nunukan untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap setiap perahu yang beraktifitas disemua dermaga lintas batas maupun tradisional.
“Dari hasil pemeriksaan telah didapat beberapa kantong paket yang diduga kuat adalah narkoba yang disembunyikan dan dilekatkan di dalam televisi LG UHD 43 Inci merk Panasonic. Penumpang perahu selaku pemilik televisi tersebut AR alias AL,” jelasnya.
Selanjutnya Tim melaksanakan clerance area dan mengamankan Pelaku serta muatan yang terdiri dari 1 unit televisi merk pPanasonic beserta paket diduga Narkoba didalamnya, 1 buah handphone, 1 buah dompet kosong warna coklat dan 1 buah tas warna hitam berisi pakaian untuk dibawa dan diamankan ke Posal Sei Pancang Lanal Nunukan dalam rangka pendalaman.
Adapun hasil pendalaman dari Posal Sei Pancang dan tim SFQR antara lain pengecekan paket mencurigakan menggunakan alat tracing narkoba trunach milik Lanal Nunukan dan mendapatkan hasil paket tersebut positif mengandung methamphenine dalam wujud sabu-sabu kristal.
“Jumlah total paket adalah 3 kantong besar dan 5 kantong kecil dengan perkiraan berat kotor total 3.300 gram sabu,” ungkap Danlanal Nunukan.
Dari sini diketehui bahwa Pelaku adalah kurir an. Ardi alias Aldi, pekerjaan sebagai buruh sawit kewarganegaraan Indonesia, warga Bulukumba (Sulawesi Selatan)
“Pelaku mengakui bahwa paket tersebut adalah narkoba dari Tawau yang sedianya akan diedarkan sebagian di wilayah Nunukan dan sebagian besar lainnya akan dibawa ke Sulawesi menggunakan kapal penumpang,” jelas Lerkol Handoyo.
Dari pengakuan AR, ia mengaku disuruh seorang bandar narkoba di Tawau untuk membawa sabu-sabu dalam televisi. Ia dijanjikan upah RM 10.000 atau sekitar Rp 35 juta jika narkoba sampai di Sulawesi Selatan.
“Saya baru dibayar 150 ringgit saja,” akunya. Menurut pengakuannya, dia baru pertama kali melakukan aksi tersebut. AR beralasan membutuhkan banyak uang, untuk diberikan pada orangtuanya.
“Untuk orangtua di kampung. Saya lama kerja di kebun, tapi bawa pulang uang sikit,” akunya. (ES)
