Mancanegara

Aksi Protes Hongkong Berpotensi Menjadi “Revolusi Warna”

Aksi Protes Hongkong berpotensi menjadi revolusi warna
Aksi Protes Hongkong berpotensi menjadi revolusi warna. Tampak kapal perang AS yang ingin berlabuh di Hongkong/Foto: rt.com

NUSANTARANEWS.CO – Aksi protes Hongkong berpotensi menjadi revolusi warna. Beijing telah menolak permintaan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang ingin melabuhkan dua kapal perangnya di Hongkong di tengah maraknya aksi protes anti-pemerintah yang terus berlanjut di kota pulau itu. Dua kapal perang AS yang akan berkunjung itu adalah USS Lake Erie dan kapal serang amfibi USS Green Bay.

Penolakan itu disampaikan oleh Komandan Nate Christensen, wakil juru bicara untuk Armada Pasifik Angkatan Laut AS, pada hari Selasa. Christensen tidak merinci mengapa Beijing menolak permintaan itu.

Seperti telah diberitakan, aksi protes anti-pemerintah skala besar di Hongkong telah berkecamuk selama sepuluh minggu berturut-turut, bentrokan dengan polisi pun terus terjadi. Demonstrasi pertama kali dipicu oleh RUU ekstradisi kontroversial yang sekarang ditangguhkan, dan kemudian berkembang menjadi tuntutan untuk reformasi politik yang lebih luas.

Baca Juga:  Dewan Kerja Sama Teluk Dukung Penuh Kedaulatan Maroko atas Sahara

Para pejabat di Beijing menjanjikan tanggapan cepat terhadap kerusuhan dan kekerasan di Hongkong. Mereka juga menekankan bahwa Cina tidak akan membiarkan kekuatan asing mendukung para pemrotes untuk melanggar hukum.

Beberapa politisi AS, seperti Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi dan Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell telah secara terbuka menyuarakan dukungan mereka untuk aksi protes. Menanggapi dukungan politisi AS, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying mengatakan bahwa dukungan mereka merupakan “bukti kuat adanya keterlibatan negara asing” dalam kerusuhan itu.

Terkait permintaan berlabuh kapal perang AS di Hongkong, para pakar Cina mengatakan bahwa permintaan AS itu tidak tepat dan mengandung motif tersembunyi, kata para pakar yang mendukung penolakan Beijing atas kehadiran kapal-kapal perang AS ditengah aksi protes.

Ini bukan pertama kalinya Cina menolak kunjungan kapal perang AS ke Hongkong. Pada September 2018, Cina juga menolak kunjungan kapal serang amfibi USS Wasp.

Baca Juga:  Drone AS Tidak Berguna di Ukraina

Hongkong adalah wilayah kedaulatan Cina. Oleh karena itu, Beijing berhak untuk menolak permintaan kapal perang AS untuk mengunjungi Hongkong, sama seperti halnya AS perlu menyetujui kunjungan kapal-kapal angkatan laut Cina ke Hawaii, kata Yang Yujun, mantan juru bicara Kementerian Pertahanan Cina.

“Situasi keamanan di Hongkong sangat parah dan pemerintah AS baru saja mengeluarkan peringatan perjalanan kepada warga AS,” kata Yang pada hari Rabu, kutip Global Times. Yang juga menambahkan bahwa, “Permintaan kapal perang AS untuk berlabuh di Hongkong bertentangan dengan peringatan dan sangat tidak pantas,” tambah Yang.

Yang mencatat bahwa sudah jelas untuk melihat “peran AS dalam kekacauan di Hongkong. Kami sangat curiga terhadap motif AS, sekarang masih mengharapkan kapal perang mengunjungi Hongkong.”

AS mengeluarkan peringatan pada 7 Agustus tentang perjalanan ke Hongkong karena protes “konfrontatif”, lapor New York Times.

Dengan menolak permintaan AS, Cina mengirim “sinyal jelas” bahwa AS terlalu terlibat dalam situasi kacau di Hongkong. Zhang Xiaoming, direktur Kantor Dewan Negara Hongkong dan Macao, mengidentifikasi kekacauan di Hongkong berpotensi menjadi “revolusi warna”. (Alya Karen)

Related Posts

1 of 3,050