NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pengamat Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan Presiden Jokowi memiliki pertimbangan dan kalkulasi politik terkait dengan masih belum dimundurkannya Airlangga Hartarto sebagai Menteri Perindustrian pasca diputuskan menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Jokowi sendiri pernah berjanji bahwa anggota kabinetnya tidak boleh dari pengurus partai politik, apalagi ketua umum parpol. Janji itu kini menagih Jokowi terkait posisi Airlangga yang nyatanya masih tetap dipertahankan Jokowi di cabinet sebagai Menperin.
“Nggak apa-apa, terserah pak Jokowi aja,” ujar Hendri saat dihubungi NusantaraNews.co, Jakarta, Rabu (27/12/2017).
Hendri menilai Jokowi, terlalu percaya diri terhadap situasi politik saat ini, mengingat banyaknya partai koalisi yang mendukung dirinya.
Saat ini praktis hanya dua parpol yang berseberangan dengan arah kebijakan Jokowi yakni partai Gerindra dan PKS. “Mungkin situasinya sudah berubah dan kepercayaan diri Jokowi saat ini sedang tinggi-tingginya,” kata Hendri.
Saat disinggung soal Ketua Umum Partai Golkar yang terkesan menjadi bawahan Jokowi, Hendri mengatakan bahwa sesungguhnya Jokowi ingin menyampaikan pesan tersebut. “Memang kesan itu mungkin yang ingin ditampilkan Jokowi,” katanya.
Berbagai kalangan menilai belum mundurnya Airlangga dari jabatannya sebagai Menteri Perindustrian telah menurunkan marwah partai Golkar.
Akan tetapi menurut Hendri Golkar memang memang memiliki karakter dekat dengan kekuasaan. Dan belum mundurnya Airlangga dari Ketua Umum Partai Golkar bukan menjadi persoalan.
“Oh Golkar sih enggak. Golkar ya begini ini, nempel sama kekuasaan,” pungkasnya.
Sebelumnya Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti meminta kepada Presiden Jokowi untuk mencopot Airlangga dari menteri perindustrian
“Dan kepada pak Jokowi juga sebenarnya nggak ada pilihan, harus memundurkan Airlangga. Karena ini komitmen, kalau nggak tercederai komitmen yang dibangun pak Jokowi selama 3 tahun terakhir ini,” katanya.
Reporter: Syaefuddin A