NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sungguh-sungguh terjadi, ini pertama kali terjadi dalam sejarah Indonesia, dimana neraca perdagangan omoditas perikanan (HS 03 dan 16) Indonesia menduduki posisi nomor 1 se-Asia Tenggara. Utamanya, capaian ini berkat bergulirnya program pemberantasan illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing sejak empat tahun lalu atau 2014.
“Yang lebih yakinkan kita lagi, pertama kali dalam sejarah pemerintahan, sejak empat tahun ini, neraca dagang perikanan kita untuk Asia Tenggara untuk pertama kalinya nomor 1 di Asia Tenggara,” ujar Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam paparan 4 Tahun Kerja Pemerintahan Jokowi-JK yang digelar oleh FMB di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (23/10/2018).
“Jadi, kita tidak juara dalam negeri saja, tapi juga ASEAN. Kenapa? Karena negara tetangga kita, ikannya dari kita. Karena (mereka) tidak bisa nyolong lagi, jadi harus impor dari kita,” sambungnya.
Menurut penjelasan Susi, neraca ekspor-impor hasil perikanan sepanjang 2014-2018 lebih baik dibandingkan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Ekspor hasil produksi perikanan saja menunjukan peningkatan, baik dari segi volume maupun nilai (value).
Pada semester I-2018, kata Susi, volume eskpor hasil produksi perikanan meningkat menjadi 510,05 ribu ton atau naik 7,21 persen bila dibandingkan periode sama tahun lalu yang 475,74 ribu ton. Sedangkan nilainya (value) mencapai USD2,272 miliar atau naik 12,88 persen dari periode sama tahun lalu USD2,013 miliar.
“Ekspor-impor hasil neraca 2014-2018. Neracanya jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Saya harapkan bisa capai 20 persen dalam hal value dibanding tahun lalu,” jelasnya.
Artinya, kata Susi, neraca perdagangan hasil perikanan per semester I-2018 ada kenaikan menjadi USD2,055 miliar. Angka tersebut naik 13,88 persen bila dibandingkan periode sama tahun lalu USD1,805 miliar. Lebih rinci, lanjutnya, salah satu daerah yang berkontribusi terhadap kenaikan ekspor komoditas perikanan yakni Sulawesi Utara yang melakukan ekspor ke Thailand. Total ekspornya mengalami kenaikan 1.000 persen.
Ekspor udang selama periode 2014-2018, juga terus mengalami kenaikan signifikan dari tahun ke tahun. Bahkan, sekarang Indonesia menduduki posisi nomor 2 di AS. Demikian pula dengan ekspor tuna dan kepiting yang terus menunjukkan kinerja membaik.
Berdasarkan data BPS yang diolah Ditjen PDS-KKP, volume eskpor udang per semester I-2018 menjadi 95,23 ribu ton atau naik 14,13 persen bila dibandingkan periode sama tahun lalu 83,44 ribu ton. Sedangkan nilai ekspor udang USD859,15 juta atau naik 7,57 persen dari USD798,67 juta. Untuk tuna, volume ekspor semester I-2018 mencapai 54,13 ribu ton atau naik 7,55 persen dibandingkan periode sama tahun lalu 50,33 ribu ton. Sedangkan nilainya mencapai USD275,88 juta atau naik 25,33 persen dari USD220,13 juta.
Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana