NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sebuah diskusi publik bertajuk Menelisik Agenda Politik Komunisme dan Khilafah di Pilpres 2019 tersaji di kawasan Cikini, Jakarta Pusat pada 13 Oktober 2018.
Secara umum, diskusi ini mengulas tentang agenda politik komunisme dan khilafah pada Pemilihan Presiden 2019. Diketahui, komunisme dan khilafah adalah dua ideologi terlarang di Indonesia. Namun, sebuah ideologi tentu tidak dapat bubar bersama bubarnya sebuah organisasi.
Karena itu, agenda politik kedua ideologi tersebut pada perhelatan Pilpres 2019 sangat menarik untuk diulas. Di tengah pelarangan aktivitas organisasi mereka secara formal, lantas ke mana kader-kadernya akan melabuhkan pilihan politiknya?
Diskusi publik yang diinisiasi tim NUSANTARANEWS.CO ini dimulai pukul 14.00 WIB sampai selesai.
Sejumlah tokoh nasional ternama hadir dalam diskusi yang menyajikan tema sangat menarik ini. Mereka di antaranya Mayjen (Purn) Kivlan Zein (Kepala Staf Konstrad 1998), Boni Hargen (Pengamat Politik), Guntur Romli (Politisi PSI), Ismail Yusanto (Mantan Jubir HTI), Jus Soema Dipradja (Tokoh Pers Nasional), Djoko Edi Abdurrahman (Mantan Anggota DPR RI), Haris Rusli Motti (Aktivis 1998) dan Nurruzaman (GP Ansor).
Adapun lokasi pelaksanaan diskusi publik ini tepatnya di Rumah Makan Bumbu Desa, Jalan Cikini Raya No 72, Jakarta Pusat. Diskusi terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya alias gratis.
Untuk konfirmasi kehadiran, hubungi: Eriec (082226853321) atau Adhon (085647606843)
Tim Redaksi NUSANTARANEWS.CO