EkonomiSosokTerbaru

PT Barata Harus Menjadi Industri Berat Terdepan di Tanah Air

Silmuy Karim
Direktur Utama PT Barata Indonesia Silmy Karim

NUSANTARANEWS.CO– Setelah sukses mengelola PT Pindad, Silmy Karim kini dipercaya untuk membenahi PT Barata Indonesia. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memberikan jabatan baru kepada Silmy Karim sebagai Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero). Mendapatkan amanat tersebut, Silmy mengaku sangat antusias dan sudah memiliki ide-ide untuk memajukan BUMN alat berat tersebut.

Sebagai informasi, PT Barata merupakan BUMN yang memiliki lini bisnis di bidang pengecoran, manufaktur, dan Engineering Procurement and Construction (EPC) berbasis manufaktur. Perusahaan yang didirikan tahun 1971 ini, berada di Gresik Jawa Timur dengan kemampuan membuat komponen dan mesin di sektor migas, pabrik gula, perkeretaapian, alat berat, industri semen, konstruksi baja, kelapa sawit, pembangkit listrik sampai peralatan bandar udara.

PT Barata sendiri sudah memiliki pengalaman yang cukup mumpuni, seperti dalam proyek pembangunan Terminal Transit Utama Tuban milik Pertamina, proyek Spherical Tank Balongan, pembangunan Pabrik Kelapa Sawit milik PT Mitra Ogan, pembangunan Pabrik Sagu di Sorong Selatan Papua, PLTMH Walessi Kapasitas 500 Kw, kemudian Rubber Tyred Gantry Crane Kapasitas 40 Ton x 3 Unit Pelindo II.

Baca Juga:  Takut Kalah, Diduga Petahana Suruh 10 Oknum Pengawas dan Penyelenggara Pilkada Jember Curangi Gus Fawait

Silmy mengaku memperoleh misi dari Kementerian BUMN untuk membangkitkan Barata Indonesia sebagai “raksasa” di bidang industri manufaktur, apalagi Barata akan didorong terlibat dalam proses alih teknologi dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. PT Barata diharapkan bangun tidur dan segera membenahi diri untuk menjadi industri berat terdepan di tanah air, kata Silmy.

Lebih jauh, Silmy juga telah mempelajari sepintas apa yang akan menjadi prioritas Barata, di samping bisnisnya yang sudah existing.‎ Sehingga ke depannya, Barata dapat berkontribusi memperkuat logistik di Tanah Air. Misal ada banyak pelabuhan, di situ butuh crane untuk bongkar muat, sedang kita masih impor. Demikian pula alat-alat pertanian. Saya pelajari kemampuan dan kapasitas internal kalau memang mumpuni akan saya dorong di situ, ujarnya.

Selain itu, Barata juga akan bersinergi dengan perusahaan negara lainnya dalam proyek konstruksi, membangun atau merawat pembangkit listrik.‎ Sementara yang sedang dikerjakan saat ini adalah revitalisasi mesin pabrik gula di tanah air. Jadi menurut Silmy, fokus Barata adalah engineering, kemudian crane, mekanisasi pertanian, infrastruktur listrik, dan infrastruktur yang sifatnya mendukung BUMN konstruksi, jelasnya. (banyu)

Related Posts

1 of 22