NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Beberapa waktu lalu, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Jumat, 17 Agustus 2018, ekonom senior Rizal Ramli mengungkapkan kekagumannya terhadap gagasan dan pemikiran dari sosok hebat WS Rendra. Dirinya mengatakan, belajar dari sebagian karya Rendra, terkadang seseorang perlu memberontak.
Didaulat sebagai pembicara dalam siskusi publik bertajuk Rindu Rendra; Rakyat Belum Merdeka yang digagas Komunitas Burung Merak Rendra bekerjasama dengan Nusantaranews.co, mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi itu menyebut Rendra adalah sosok dengan hati dan pikiran yang singkron. Hal ini bertolak belakang dengan kebanyakan para birokrat di negeri ini.
Berikut penggalan uraian Rizal Ramli saat mengupas gagasan dan pemikiran sosok sastrawan yang berjuluk Si Burung Merak tersebut:
Saya sangat senang bisa hadir di sini. In memory of Greates Indonesian Poet Rendra. Rendra memiliki hati dan pikiran yang singkron, yang menandakan bahwa selain ia seorang sastrawan juga intelektual.
Baca Juga:
Rendra Mengusulkan Undang Undang Negara Darurat Untuk Diperbaiki
Selama Hukum Masih Jadi Alat Politik Penguasa, Percuma Bernegara!
Rakyat Belum Merdeka!
Kadang orang (birokrat) antara pikiran dan hati berbeda. Demi hidup dan bisa diterima oleh lingkungannya, kadang hatinya sebenarnya tidak setuju tetapi pikirannya menjastifikasi ketidak adailan atau ketidakbenaran.
Rendra memiliki pikiran dan hati yang menyatu. Itulah ciri intelektual. Dan ia memiliki kelebihan lain berupa dapat menerjemahkan pikiran dan perasaannya ke dalam karya sastra, puisi.
Banyak orang yang membuat puisi yang dikatakan oleh Rendra seperti ‘Seniman Salon’ yang hanya melihat keindahannya saja, ‘bunganya’ saja tanpa memiliki isi, tidak ngakar ke bumi. Rendra selalu mencoba agar karyanya ngakar di bumi Indonesia.
Sebagian karya Rendra adalah pemberontakan terhadap kenyamanan, pemberontakan terhadap status quo. Memang kadang-kadang kita perlu memberontak.
Editor: Romadhon