Budaya / SeniEkonomiHankamHukumPolitik

Negara Indonesia, Wujud dari Rasa Senasib Sepenanggungan

Puluhan Ribu Bendera Merah Putih di Kibarkan. Foto Ilustrasi/IST
Puluhan Ribu Bendera Merah Putih di Kibarkan. (Foto Ilustrasi/IST)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Indonesia lahir dari perasaan senasib sepenanggungan segenap unsur bangsa. Unsur utama bangsa Indonesia itu adalah suku bangsa, etnis, golongan yang hidup di Indonesia dan seluruh lapisan masyarakat yang ada di dalamnya.

Senasib sepenanggungan atas apa? Ekonom Salamuddin Daeng menjawab, senasib atas penderitaan lahir batin yang dialami bangsa Indonesia. Lalu, mengapa terjadi penderitaan itu?

“Karena imperialisme dan kolonialisme yang dialami bangsa Indonesia ratusan tahun lamanya. Suatu kondisi yang melahirkan kemelaratan, ketidakadilan dan ketimpangan,” kata Salamuddin melalui keterangan tertulis, Jakarta, Sabtu (18/8/2018).

Dia mengatakan kemerdekaan Indonesia adalah suatu hasrat bangsa Indonesia untuk keluar dari tekanan, hisapan, dan kekejaman kolonialisme dan imperialisme. Kemerdekaan Indonesja adalah suatu keinginan yang luhur bangsa Indonesia untuk membentuk negara Indonesia yang berdaulat adil dan makmur.

Baca juga: Negara Memang Sudah Merdeka, Tapi Rakyat dan Warga Negara Indonesia Belum Merdeka!

“Rasa senasib sepenanggungan itulah yang menjadi sumber ilham dalam penyusunan falsafah bangsa Indonesia. Atas dasar rasa senasib sepenanggungan itulah yang menjadi sumber utama dalam penyusunan ideologi negara Indonesia. Rasa senasib sepenanggungan itulah yang menjadi pokok dalam pembuatan konstitusi dalam mengatur pri kehidupan rakyat Indonesia,” urainya.

Baca Juga:  Ikrar Dukungan, Gus San Sebut Mardinoto Layak Pimpin Tulungagung

Salamuddin menambahkan, sejarah kolonialisme dan imperialisme telah melahirkan rasa senasib sepenanggungan. Perjuangan melawan kolonialisme dan imperialisme telah membentuk kesadaran bangsa Indonesia, suatu kesadaran bahwa tidak mungkin mewujudkan kemanusiaan dimuka bumi jika kolonialisme dan imperialisme diambil sebagai jalam hidup manusia.

“Kesadaran bahwa di dalam alam kolonialisme dan imperialisme tersebut tidak mungkin diperoleh keadilan sosial,” sebutnya.

Selanjutnya, rasa dalam lubuk hati dan jiwa telah melahirkan falsafah hidup bangsa Indonesia. Kesadaran pikiran yang murni telah melahirkan Ideologi bangsa dan negara Indonesia. Perjuangan hidup dalam penderitaan dan pengkhianatan telah melahirkan konstitusi negara dalam mengatur kehidupan masyarakat Indonesia.

“Falsafah, ideologi dan konstitusi adalah sesuatu yang bulat dan kuat tak terpisahkan menjadi jati diri Indonesia Merdeka. Selamat memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-73. Dirgahayu!,” tutupnya. (bya/eda/alya)

Editor: Banyu Asqalani & Gendon Wibisono

Related Posts

1 of 3,057