NUSANTARANEWS.CO – Anggur yang diproduksi pasca peristiwa ledakan nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima, Jepang tahun 2011 silam ternyata masih menyisakan partikel radioaktif seperti yang ditemukan dalam botol anggur Kalifornia. Jumlahnya bahkan meningkat hingga dua kali lipat.
Hal tersebut diketahui oleh sekelompok ahli fisika Nuklir setelah menguji 18 botol anggur Kalifornia yang diproduksi tahun 2009. Hal ini menunjukkan dampat dari ledakan tersebut benar-benar merebak hingga ke belahan dunia lain. Dimana, di area sekitar lokasi sejumlah makanan dan minuman juga sudah terkontaminasi.
Live Science melaporkan, untuk mengetahui partikel radiokatif akibat ledakan itu, para peneliti menggunakan dua metode untuk mencari serpihan radioaktifnya. Metode pertama dikembangkan 29 tahun lalu dan dapat mendeteksi partikel yang terdapat dalam botol anggur tanpa harus merusak atau membuka botol.
Demi mendapatkan hasil yang lebih akurat, para peneliti juga menguji anggur dengan cara memanaskannya dan mengubah bentuknya. Alhasil, para peneliti tersebut menemukan adanya peningkatan jumlah radioaktif. Kendati demikian, para ahli meminta masyarakat untuk tidak khawatir. Sebab, kata mereka, racun radioaktif yang ditemukan pada makanan dan minuman itu dalam kadar yang tidak membahayakan.
Namun masih perlu diwaspadai, jauh hari, Dailymail melaporkan sebuah studi yang menyebutkan bahwa ruang penyimpanan air mengalami kondisi berbahaya. Sehingga Pemerintah berusaha mengamankan hampir 160 ton air yang terkontaminasi radioaktif. Pemilik pabrik Tokyo Electric Power Company (Tepco) pun memutuskan untuk membuang air tersebut ke laut.
Dinilai berbahaya, Tepco berencana mengamankan 1,37 juta ton kapasitas penyimpanan pada akhir 2020. Namun perusahaan belum memutuskan untuk setahun berikutnya. Pada pertemuan komite Fukushima pekan lalu, Kepala Bagian Proses Dekomisioning Tepco Akira Ono mengatakan, tidak mungkin untuk terus menyimpan air yang telah diolah secara terus menerus.
Komite ahli yang dibentuk Kementerian Perindustrian Jepang, dalam sebuah pertemuan, mendiskusikan pembuangan limbah terkontaminasi ke Samudera Pasifik. Dimana media masa lokal setempat melaporkan bahwa, salah seorang anggota komite mengatakan bahwa untuk sementara industri perikanan di Fukushima dan perfektur lainnya sedang dalam proses pemulihan.
Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.