Peristiwa

Begini Tanggapan MUI dan Dosen UIN Soal Pencabutan Larangan Bercadar

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Setelah larangan bercadar bagi mahasiswi di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dicabut pada Sabtu (10/3/2018), Ketua Komisi Dakwah MUI, Cholil Nafis turut angkat bicara.

Dilansir dari Republika.co.id, Minggu, 11 Maret 2018, Cholil Nafis mengaku memberikan apresiasi terhadap sikap Rektor UIN Yogyakarta, Prof Yudian Wahyudi. Dirinya menyambut baik kebijakan tersebut.

“Saya mengapresiasi kepada Rektor dan sahabat saya Rektor UIN Yogyakarta, Prof. Dr. Yudian Wahyudi atas pencabutan surat tentang pembinaan perempuan bercadar,” kata dia.

Baca Juga:
Rektor UIN Jogja Cabut Larangan Cadar
Larangan Mahasiswi Bercadar, Dosen UIN: Itu Bukan Diskriminasi

Menurut Cholil Nafis, sikap berani Rektor UIN Suka ini perlu diapresiasi setinggi-tingginya. Pasalnya kata dia, Yudian berani mengalah demi menghentikan kegaduhan yang ada di tengah masayarakat.

“Inilah sikap yang gentle dan berani mengalah demi menghentikan perdebatan dan kondisi masyarakat yang tenang,” ungkapnya.

Dirinya menambahkan, seorang pemimpin sudah sepatutnya harus mengetahui mana yang substansial dan mana yang sifatnya simbolis.

Baca Juga:  Pelantikan Pengurus Komite SMPIT Al-Izzah Sorong Periode 2024-2026 Berlangsung Khidmat

Bagi Cholil Nafis, menumpas radikalisme adalah masalah substansial yang harus dilawan dengan memberi pemahaman alternatif agar menjadi umat wasathiyah.

“Sedangkan cadar itu simbolis yang tak berlaku general kepada yang radikal yang solusinya cukup diberi kesadaran tentang berbusana yang lebih inklusif dan interaktif di mana hukumnya bercadar adalah masalah khilafiyah,” terangnya.

Sementara itu, salah satu Dosen Hukum Tatanegara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Gugun El Guyanie saat dimintai keterangan oleh redaksi Nusantaranews.co pada Sabtu malam (10/3/2018) mengenai pencabutan larangan pemakaian cadar masih enggan berkomentar lebih jauh. (*)

Editor: Romadhon

 

Related Posts

1 of 3