LELAKI PAGAN
Di atas laut itu
Sedalam apa kau tanam batang taji
Tegak dari dasar palung mimpi
Ollè ollang paraona alajȃrrȃ
Ollè ollang alajȃrrȃ ka madhurȃ
Ollè ollang mon nyabȃ pon èkebbȃrrȃ
Ollè ollang èkebbȃr noro’ saghȃrȃ
Adalah segara tertimbun dari himpunan airmata
Dimana sisik-sisik peluh menggulung lelah tubuh
Bahkan di suatu malam yang petang, ketika parau memaksanya bersimpuh
Ia memilih kedalam dingin sebelum pagi benar-benar penuh
Lelaki mana yang tak membubuh ingatannya sendiri
Di bibir pantai di saat mana ia mesti lekas kembali
Sebab, anak istri memangku pintu sangsi
Pada tilas nyawa yang hampir tak dapat pasti
Oh, lelaki berbantal ombak
Oh, lelaki berselimut angin
Laut menawarkan riak mata ikan-ikan
Dan jika tepat musim
Segala limpahan kemungkinan kemarau semalam
Cukuplah baginya bijak cuaca mengurai hujan
Bagi mimpi yang dilipat gelombang
Pamekasan 2017
PANOBIN
Pertapa di antara cupu-cupu sesaji
Saat cecap lidah terpukat di bukit puting sari
Dimana gantang-gantang nyeri bermula melampaui diri
Tanpa canggung memanggul segenap isi:
Ah, sebab apalagi yang masih tersembunyi
Dibalik tipis rintih selang ulu nadi
Selagi langit meniadakan bulir hujan
Ia mendirikan cukup sumur
Bagi hausku yang bersarang
Karena baginya, menadahkan tangan tak pernah terbayang
Kapan akhir dari tandus airmata perempuan
Hembuskanlah sepenuh udara !
Taburkanlah segenap rahasia !
Maka, sendiri aku binasa
Misalnya tak ada hari ini
Dimanakah tandang batas
Jantung angin menyembunyikan nafas
Sebab katanya,
Pada selangkangan kedua kaki aku akan terlahir
Pada selangkangan kedua kaki aku bisa berakhir
Tuhan, aku mengenalmu
Dalam buncit perut ibu
Pamekasan 2017
Sugik Muhammad Sahar lahir di Pamekasan, 30 Mei 1985 Desa Polagan Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan 69382. Alumnus Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Madura. Menulis puisi menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Madura. Tahun 2017 karya-karyanya pernah dipublikasikan di: Radar Madura, Sastra Sumbar, Padang Ekspres, Jawa Post, Haluan Padang, Banjarmasin Post dan lainnya. Antologi bersama penyair lain: Kumpulan Puisi “Lebih Baik Putih Tulang Dari Pada Putih Mata” Bangkalan Madura 2017. Saat ini mengabdi di Lembaga Ponpes Al-Hasan Putri.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]