NusantaraNews.co, Jakarta – Penulis buku “Milenial Nusantara” Hasanuddin Ali mengatakan generasi milenial di tahun-tahun politik Indonesia saat ini menjadi sasaran para kontestan panggung Pilkada, khususnya di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur Sumatera Utara dan Kalimantan Timur.
“Terkait dengan pilkada, semua pasangan calon sekarang menyasar kaum Milenial,” kata Hasan saat menjadi pembicara pada launching Forum Diskusi Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Fokus PB PMII), oleh PB PMII bidang opolitik, advokasi dan kebijakan publik di Graha Mahbub Junaidi, Jakarta, Selasa (23/1/2018).
“Seperti Gus Ipul misalnya menggandeng Via Valen dan Nella Kharisma. Di Jawa Timur kalau terlalu fokus pada generasi milenial kurang tepat karena di Jatim lebih banyak generasi X. Kalau di Jawa Barat bisa, karena paling banyak di Jabar adalah generas milenial,” imbuhnya.
Simak: Politik dan Generasi Milenial Menjadi Isu Utama Launching Fokus PB PMII
Hasan juga mengingatkan perlunya mengetahuhi cara mendekati kaum milenial. Caranya, kata dia, salah satunya ialah harus memahami tiga karakteristik generasi milenial yakni karakteristik Creative (brain), Connected (behavior) dan Convident (belief).
Karakteristik Creative ialah mereka yang biasa berfikir out of the box, kaya gagasan dan mampu mengkomunikasikannya dengan baik. Karakteristik Connected ialah mereka yang pandai bersosialisasi, terutama dalam komunitas yang mereka ikuti. Travelling dan menjaja kuliner menjadi gaya hidup untuk eksis di sosial media seperti facebook dan Instagram. Karakteristik Confidence adalah mereka yang sangat percaya diri, berani mengemukakan pendapat dan tidak sungkan-sungkan berdebat di depan publik.
Baca: Apa dan Siapa Generasi Milenial? “Fokus” PB PMII Menjawabnya
“Disamping itu juga mesti menggunakan bahasa yang digunakan. Bahkan, harus intim (komunikasi online-offline, -red) dengan mereka,” kata Hasan.
“Pak Jokowi pun menggunakan Vlog untuk mendekati milenial. Cak Imin, pemimpi jaman now itu, juga sama. Tujuannya dalam rangka mendekati generasi milenial,” imbuhnya.
Mendekati generasi milenial, lanjut Hasan, juga tidak mudah supaya mereka bisa memilih. Karena generasi ini memiliki 4 karakteristik, yaitu pemilih rasional (faktor program), pemilih cuek, pemilih galau dan pemilih kolot.
“Komunikasi dengan bahasa mereka. Bahasa milenial ada tiga, bahasa olahraga, bahasa musik/film, dan bahasa IT. Sementari generasi X berbicara tentang ekonomi, sosial dan budaya. Generasi sebelumnya apalagi, yang digunakan adalah bahasa keagamaan,” terangnya.
“Penting bagi kita untuk mengenal generasi milenial, tapi juga tidak hanya mengerti melainkan bagaimana mereka bisa mau untuk memilih para kandidat,” tambah Hasan menutup paparannya.
Pewarta/Editor: Achmad S.