NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Transportasi online telah ada di Indonesia sejak beberapa tahun terakhir. Salah satu pemain besar di bisnis transportasi berbasis aplikasi, Go-Jek, telah merekrut 500 ribu mitra atau pengemudi Go-Jek.
Perusahaan ini pun mengklaim pendapatan yang diterima mitra drivernya bisa mencapai dua kali lipat dari Upah Minimum Regional (UMR) buruh.
Pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim, mengaku telah menafkahi 100 ribu restoran dan warung yang menjadi mitra Go-Jek. Sementara basis pengemudi Go-Jek hingga saat ini mencapai 500 ribu mitra.
“Jadi kita bisa dibilang pemberi kerja (employer) terbesar di Indonesia. Lebih besar dari perusahaan swasta,” ujar Nadiem dalam acara Hari Oeang ke-71 di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (26/10/2017).
Nadiem menjelaskan, UMR di Jabodetabek tercatat sebesar Rp 3,3 juta per bulan, sementara di luar Jabodetabek lebih rendah yakni sekitar Rp 2 juta per bulan. Namun, kata dia, driver ojek online (driver ojol) mitra Go-Jek bisa mendapatkan lebih dari itu.
“Rata-rata pendapatan driver Go-Jek sebesar Rp 4 juta per bulan. Artinya kalau full time 10-12 jam per hari, maka bisa Rp 6 juta-Rp 8 juta per bulan. Mereka sudah masuk kelas menengah, cuma nganterin makanan, paket, orang,” ungkapnya.
Nadiem menyampaikan, bahwa banyak orang beralih menjadi pengemudi Go-Jek untuk membiayai kebutuhan keluarga mereka yang sedang sakit, operasi, atau mengumpulkan uang untuk biaya sekolah anak masuk universitas.
“Mitra bisa part time dan full time. Banyak yang jadi driver karena harus membiayai orangtua yang sakit, operasi. Dia geber kerja keras dua bulan, kemudian bisa buat biaya operasi orangtua atau biayai uang pangkal anak masuk universitas,” tutur dia.
Pewarta: Richard Andika
Editor: Ach. Sulaiman