Lintas NusaTerbaru

Larung Sesaji Bulan Suro Hipnotis Ribuan Wisatawan Banjiri Telaga Ngebel Ponorogo

NUSANTARANEWS.CO, Ponorogo – Tradisi Ngalap Berkah yang terus diuri-uri atau dilestarikan masyarakat sekitar Telaga Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Jatim adalah
Larungan Buceng Purak serta Risalah Doa.

Acara digelar sejak menjelang malam tanggal 1 Suro tersebut berakhir Kamis (21/9/2017) di Telaga Ngebel sekaligus menutup agenda Grebeg Suro Ponorogo, 12 hingga 21 September 2017.

Agenda tersebut mampu ‘menghipnotis’ serta menarik minat ribuan wisatawan domestik dan mancanegara menginjungi Kota Reog. Selain digelarnya ritual larungan tumpeng ke tengah telaga dan ditenggelamkan, pesona wisata telaga Ngebel yang masih asri dan indah, jelas menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk berbondong-bondong menyaksikan.

Tradisi Larungan Buceng Purak di Telaga Ngebel tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Ponorogo, H. Ipong Muchlissoni. Tampak mendampingi adalah istri Bupati Hj. Sri Wahyuni, Wakil Bupati, dan para pejabat Forpimda kabupaten Ponorogo. Sebelum acara inti pelarungan tumpeng ke tengah telaga, di halaman paseban telaga terlebih dahulu diselenggarakan pertunjukan reog dan tarian tradisional lainnya.

Baca Juga:  Banjir Dukungan dari PMKD Se-Bondowoso, Risma Beber Cara Sejahterakan Rakyat
Tradisi Ngalap Berkah Larungan Buceng Purak serta Risalah Doa masyarakat sekitar Telaga Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Jatim. (Foto: Much Nurcholis//NusantaraNews)
Tradisi Ngalap Berkah Larungan Buceng Purak serta Risalah Doa masyarakat sekitar Telaga Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Jatim. (Foto: Much Nurcholis//NusantaraNews)

Saking membeludaknya wisatawan yang hadir walau sudah diatur lalu lintas sedemikian rupa dengan pemberlakuan satu jalur, kendaraan tetap padat merayap dan beberapa kali mengalami kemacetan. Banyaknya warga yang datang ingin menonton juga memaksa warga sekitar telaga menyediakan parkir-parkir dadakan yang jumlah titiknya sangat banyak. Mulai yang memanfaatkan jalan sempit, halaman rumah, hingga ladang (tegalan) rumah penduduk.

Sehingga hal itu membuat penonton yang datang agak siang, banyak yang harus muter-muter keliling berjam-jam karena tak juga mendapat tempat parkir. Bupati H. Ipong, usai melaksanakan ritual larungan tumpeng ke tengah telaga kepada awak media menyatakan bahwa budaya yang berasal dari tradisi masyarakat wilayah Ngebel seperti ini harus terus dijaga dan dilestarikan.

“Budaya larungan ini sejak dulu telah dilakukan oleh masyarakat sekitar. Sebagai salah satu bentuk rasa syukur kepada Yang Kuasa yang nilai plusnya bahwa acara ritual ini bisa menarik animo masyarakat yang luar biasa. Oleh karenanya pemerintah daerah akan terus men-support budaya asli daerah ini dengan sekian tahun telah ditetapkan menjadi agenda resmi perayaan Grebeg Suro,” ungkap Bupati Ipong.

Baca Juga:  Rabat’s Choice as World Book Capital, Recognition of Morocco’s Commitment to Culture – Ministry

Selain bisa terus berfungsi sebagai promosi wisata alam telaga Ngebel Ponorogo, yang jelas nampak adalah acara ini bisa menambah peningkatan ekonomi masyarakat sekitar yang luar biasa dari agenda ini.

Pewarta: Muh Nurcholis
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 5