Politik

Krisis Laut China Selatan, TNI Harus Usut Insiden Ledakan Natuna

Armada kapal perang Angkatan Laut Indonesia (TNI AL) saat melakukan patroli di Laut Natuna
Armada kapal perang Angkatan Laut Indonesia (TNI AL) saat melakukan patroli di Laut Natuna. Foto: Dok. Istimewa/NusantaraNews

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Terkait insiden naas atas meledaknya meriam bikinan Cina dalam gladi bersih Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Natuna, Rabu 17 Mei 2017, Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari mengaku berduka.

“Saya turut berduka atas gugurnya para prajurit TNI dalam insiden ledakan tersebut dan insiden meledaknya meriam buatan China ini tentu tidak diharapkan kita semua. Saya berharap Mabes TNI dapat segera menangani para prajurit yang terluka,” ujar Kharis Almasyhari dalam siaran tertulis yang diterima redaksi, Rabu (17/5/2017) di Jakarta.

Ihwal kecelakaan tersebut, dirinya meminta agar pihak TNI mengusut tuntas penyebab meledaknya meriam produk dari negeri Tirau Bambu tersebut. Ia juga mengingatkan pada TNI untuk menjaga tingkat keamanan dan perawatan alutsista yang dimiliki.

“Namun demikian, upaya Mabes TNI dalam memastikan tingkat safety peralatan tempur yang akan digunakan TNI harus dievaluasi mengingat pemeliharaan dan perawatan (harwat) terhadap alutsista selama ini memang agak terabaikan. Dalam kasus meledaknya meriam buatan China, TNI perlu menjelaskan dan mengusut faktor penyebabnya, apakah karena faktor harwat atau kondisi meriam saat dibeli memang sebenarnya tidak layak,” ungkapnya.

Baca Juga:  Survei Pilgub Jatim: 84,5% Pemilih Gerindra Mantap Pilih Khofifah-Emil

Apalagi, lanjut dia, wilayah Natuna memang menjadi prioritas dan strategis dalam perpektif pertahanan negara. “Tentu alutsista dan peralatan tempur yang disiagakan harus dalam kondisi prima dan siaga tempur saat krisis terus meningkat di Laut China Selatan,” terangnya.

Pewarta/Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 22