NUSANTARANEWS.CO, Kendari – Listrik merupakan salah satu PR besar di Indonesia yang belum tunai dikerjakan dari tahun ke tahun. Ketika kota-kota bergemerlapan, di pedalaman terpencil, hanya ada lentera kecil, pencahayaan alami.
Pemerintah mungkin sudah berusaha dengan segenapa daya dan upaya. Anggaran tentu saja sudah digelontorkan. Namun, untuk menerangi seluruh masyarakat di seluruh pelosok nusantara, nampaknya tak cukup hanya dengan anggaran, melainkan juga kerja keras yang didorong oleh panggilan hati nurani.
Akhirnya, kini ada 200 kepala keluarga (KK) di wilayah pesisir Desa Tambeanga, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara sudah menikmati aliran listrik bertenaga surya. Tentu di beberapa daerah lain pun sudah diterangi pula.
Seorang warga Desa Tambeanga, Muhammad Syarif di Konawe Selatan menuturkan rasa syukur setelah puluhan tahun menunggu baru merasakan listrik sekarang.
“Dengan adanya penerangan listrik Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), masyarakat sangat bersyukur, karena anak-anak dapat belajar dimalam hari dan masyarakat sudah memperoleh berbagai informasi melalui media elektronik,” tutur Sarif beberapa waktu lalu kepada jurnalis Antara.
Menurut Syarif, warga setempat juga mulai rutin melakukan pertemuan di balai desa saat malam hari, karena di waktu siang, mayoritas warga harus turun melaut. “Walau kami telah menikmati listrik, warga desa Tambeanga, masih berharap adanya perhatian pemerintah, terutama jalan penghubung antardusun, tambatan perahu dan alat tangkap,” ujarnya.
Desa Tambeanga yang dulunya disebut sebagai daerah terisolir, kini mulai sedikit bangkit maju, namun hingga kini belum terjangkau jaringan telekomunikasi, sehingga masyarakat harus menyeberang ke pulau lain atau mencari dataran tinggi, untuk dapat berkomunikasi melalui telepon.
Di kampung tersebut telah terbangun satu unit gedung Sekolah Dasar (SD) Negeri dan SMP Negeri, poliklinik desa, masjid sederhana dan sarana air bersih swadaya masyarakat. (rsk)
Editor: Sulaiman