NUSANTARANEWS.CO, Bangkok – Angkatan Laut Kerajaan Thailand (RTN) dilaporkan tengah menguji drone MARCUS-B (Maritime Aerial Reconnaissance Craft Unmanned System-B) Vertical Take-Off and Landing (VTOL) di atas kapal induk HTMS Chakri Naruebet (CVH-911).
MARCUS-B adalah kendaraan udara tak berawak (UAV) yang memang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan unit angkatan laut – berkat kemampuan lepas landas dan mendarat vertikalnya.
Drone sepanjang 2,5 meter dan lebar sayap 4,3 meter ini dapat terbang terbang dengan kecepatan 37 knot ketika membawa beban lebih dari 10 kg dan mampu menempuh jarak 160 hingga 180 km.
Dengan menggunakan tenaga baterai 60 Ah, memungkinkan drone terbang selama dua jam. Disamping itu, berkat ukuran dan fleksibelitasnya, MARCUS-B dapat digunakan pada berbagai jenis kapal perang seperti: fregat, kapal serbu amfibi, dan kapal induk.
MARCUS-B direncanakan akan mulai diproduksi massal dan masuk layanan dengan RTN pada 2022 setelah uji coba terakhir selesai.
Belakangan ini, drone memang telah menjadi pilihan banyak negara karena biaya operasialnya yang jauh lebih rendah. Sehingga tidak mengherankan bila Royal Thai Navy mulai mengembangkan drone untuk memenuhi kebutuhan angkatan lautnya sebagai pengganti pesawat dalam misi pengawasan serta operasi serangan terbatas.
Seperti halnya Indonesia, Thailand pun tampaknya mulai mengikuti tren global pengembangan drone sebagai alutsista militernya yang memang lebih efisien dalam mendukung operasi militer maupun non militer. (Banyu)