Ekonomi

Mendes PDTT: Sektor Pertanian Langkah Awal Bangkitkan Ekonomi Wilayah Perbatasan

NUSANTARANEWS.CO – Sebagaian besar desa di wilayah perbatasan sebagain besar masuk dalam kategori desa tertinggal. Jadi, hingga saat ini belum ada desa yang masuk kategori mandiri di perbatasan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Sandjojo saat menjadi Narasumber pada Rapat koordinasi pengendalian pengelolaan perbatasan Negara RI Tahun 2016, di Jakarta (21/9). Kendati beberapa, sudah mulai menjadi desa berkembang, tapi rata-rata masih tertinggal.

“Untuk membangkitkan ekonomi perbatasan, dapat dimulai dari sektor pertanian. Terdapat tiga hal agar sektor pertanian di perbatasan bisa sukses, yakni fokus pada produk unggulan, skala ekonomi cukup dan tersedianya sarana pasca panen,” terang Mendes PDTT.

Eko menjelaskan bahwa, salah satu potensi terbesar di wilayah perbatasan ada pada sektor pertanian.

“Bersama Kementerian Pertanian, kami meminta setiap bupati untuk memilih fokus pertaniannya pada produk apa, sekaligus datanya apa. Katakanlah menanam jagung, traktor mungkin bisa dibantu fasilitasi oleh Kementerian Pertanian, kemudian sarana pasca panen akan difasilitasi Kementerian desa bisa melalui BUMN ataupun pihak swasta,” katanya.

Baca Juga:  Percepat Konektivitas, Pemkab Sumenep Luncurkan Pelayaran Perdana Kapal Express Bahari 8B

Menurut Mendes PDTT, ada banyak desa yang sebenarnya bisa dibangun tanpa menggunakan APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara). Namun melalui kerjasama antara BUMN (Badan Usaha Milik Negara) ataupun pihak swasta.

Untuk itu Eko mengundang semua pihak, agar dapat berinvestasi di wilayah perbatasan terutama dalam hal pasca panen. “Saya sudah bicarakan dengan BUMN, bahwa pemerintah akan memberikan kemudahan kredit investasi dan kredit modal kerja terkait ini,” ungkapnya.

KemenDes PDTT dalam pengembangan kawasan perbatasan selain melalui dana desa, juga memiliki beberapa program prioritas, diantaranya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), One Village One Product (satu desa satu produk), dan transmigrasi.

“Kita juga mendorong pengembangan investasi di kawasan perbatasan melalui pelaksanaan border investmen summit,” ujarnya. (Sel/Red02)

Related Posts

1 of 5