NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Pengusaha rumput laut apresiasi kepemimpinan Asmin Laura Hafid. Budidaya Rumput Laut telah menjadi salah satu sektor yang mampu membangkitkan geliat perekomomian bagi masyarakat Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara). Bahkan tak salah apabila ada pendapat bahwa rumput laut saat ini juga menjadi penyangga ekonomi perbatasan.
Hal tersebut disampaikan Habir, tokoh masyarakat yang juga Pengusaha Rumput Laut di Mamolo, Nunukan Selatan, Nunukan, Jumat (23/10). Menurutnya, budidaya rumput laut tak sekadar menciptakan peluang bisnis saja, namun juga akan menciptakan lapangan kerja.
“Mulai dari pemasangan pondasi, pasang tali, pasang bibit hingga penjemuranya adalah sebuah tahap yang membutuhkan masing-masing pekerja,” tuturnya.
Selain itu, semakin pula terbuka lebih banyak peluang pengerjaannya yang secara otomatis akan berpengaruh terhadap perputaran uang di wilayah Nunukan. Sehingga menurut Habir, harga jual rumput laut jelas sangat berimbas pada hajat hidup mayoritas masyarakat Nunukan.
Habir menilai, peran serta Pemerintah Kabupaten Nunukan dalam pemberdayaan para petani dan pengusaha rumput laut sangat antusias. Menurutnya, Asmin Laura Hafid sebagai Bupati Nunukan sangat reaktif membaca potensi dari budidaya tanaman gulma laut tersebut
“Beliau ( Laura Hafid – red) sangat antusias untuk meningkatkan kwalitas rumput laut yang dibudidayakan para petani di Nunukan. Suport langsung kepada para petani hinggga upaya Pemkab Nunukan dalam pemasaran pun menurut saya sangat reaktif,” jelas Habir.
Sehingga Habir dengan tegas menepis anggapan pihak-pihak tertentu bahwa Pemkab Nunukan berdiam diri ketika harga jual rumput laut kering hanya berkisar Rp. 10.000 – Rp. 11.000 per kilogramnya seperti saat ini.
Pasalnya, ungkap Habir, 5 harga jual rumput laut saat ini dipengaruhi dari pandemi Covid-19 dan hal tersebut bukan hanya terjadi di Nunukan melainkan skala internasional.
“Penundaan permintaan dari pembeli di Cina dan Korea yang selama ini menjadi konsumen itulah yang menyebabkan harga jual tak kunjung naik. Jadi, bukan karena ketidakmampuan Laura sebagai Bupati. Ini yang masyarakat harus tahu,” tandasnya
Habir mengakui lumrah bahwa menjelang Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Nunukan melalui Pilkada Serentak yang akan digelar pada 9 Desember 2020 mendatang, akan terjadi adu strategi dan taktik. Namun hendaknya setiap pihak harus obyektif terutama jika berbicara tentang harga jual rumput laut.
“Saya adalah salah satu pelaku dari mulai tanam, panen, pengeringan hingga pemasaran. Tanpa tendensi politik, saya harus berkata bahwa Laura Hafid lebih dari cukup dalam mengupayakan penjualan rumput laut Nunukan mendapatkan harga maksimal,” tutupnya. (ES)