NUSANTARANEWS.CO – Iran segera meluncurkan satelit ke orbit. Satelit terbaru Iran “Zafar” dan roket pembawanya “Simorgh” telah dipindahkan ke Pusat Antariksa Nasional Imam Khomeini untuk diluncurkan, kata juru bicara sektor luar angkasa Kementerian Pertahanan Iran Ahmad Hosseini pada hari Jumat (7/2). “Semua infrastruktur dari pusat ruang angkasa telah disiapkan untuk peluncuran satelit,” ujar sang juru bicara.
Hosseini menambahkan bahwa satelit itu akan diluncurkan sebagai bagian dari misi ilmiah.
Seperti diketahui, pada awal tahun lalu, Iran telah gagal meluncurkan beberapa satelit ke orbit Bumi. Beberapa negara Barat bahkan langsung mengutuk program ruang angkasa Iran sebagai bentuk nyata pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231. Amerika Serikat (AS) menuduh Iran telah melanggar resolusi yang melarang Iran meluncurkan roket. Sementara Rusia membela Iran dengan mengatakan bahwa ungkapan yang tepat dari resolusi itu hanyalah mendesak Teheran agar menahan diri dari tindakan itu.
Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi Iran Mohammad Javad Azari Jahromi mengatakan bahwa Teheran berharap dapat meluncurkan satelit sebelum hari Sabtu. Menteri juga berharap roket dapat diluncurkan sebelum 11 Februari sebagai momentum peringatan kemenangan Revolusi Islam Iran.
Belajar dari pengalaman yang sudah-sudah, Jahromi mengungkapkan bahwa ada dua versi Zafar dibuat, sehingga jika peluncuran pertama gagal, satelit kedua akan menggantikan, ujarnya
Seperti diberitakan, Zafar, yang memiliki bobot 113 kilogram, akan ditempatkan pada ketinggian orbit di atas 500 km. Satelit itu sendiri akan digunakan untuk kepentingan telekomunikasi, mengambil gambar, dan menangkap sinyal ruang angkasa untuk dikirimkan ke stasiun di bumi.
Kantor Berita Iran (IRNA) pada 26 Januari melaporkan bahwa Iran berencana meluncurkan enam satelit ke orbit pada tahun ini, termasuk Zafar 1 dan 2.
Para pejabat di Kementerian Teknologi Informasi dan Komunikasi (ITC) Iran mengatakan butuh 80 insinyur untuk membangun satelit yang akan diluncurkan ke luar angkasa dengan roket pembawanya.
Sementara AS kembali menuduh bahwa Tehran menggunakan program ruang angkasanya sebagai kamuflase untuk mengembangkan rudal balistik jarak jauh. (Alya Karen)