NUSANTARANEWS.CO, Yogyakarta -Rekannya diusir dari asrama, mahasiswa kecam Pemkab Musi Banyuasin.
Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Musi Banyuasin (IKPM MUBA) Yogyakarta menggelar aksi solidaritas untuk rekan mereka yang diusir pemerintah daerah Kabupaten Musi Banyuasin dari asrama mahasiswa di Yogyakarta. Menurut mereka, pengusiran tersebut merupakan tindakan intimidatif.
Diketahui, mahasiswa asal Musi Banyuasin yang diusir dari asrama bernama Uung Febri. Ia dianggap Pemkab Musi Banyuasin sebagai provokator dalam insiden kericuhan dalam acara silaturahmi yang digelar Pemkab di Hotel Sheraton Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Sejumlah mahasiswa Musi Banyuasin lalu menggelar aksi solidaritas untuk Uung di depan Asrama Ranggonang Yogyakarta pada Senin (2/12). Massa mendesak Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin mencabut surat pengusiran Uung Febri dari Asrama dan mengecam gaya kepemimpinan otoriter bupati yang mereka nilai anti kritik.
“Telah meninggal hati nurani Pemda Muba. Di sini kami mahasiswa menuntut hak kita yang sudah dikebiri oleh pemerintah. Sahabat kita yang menyampaikan aspirasinya di usir dari asrama, dengan kekuasaannya pemerintah telah mendiskriminasi sahabat kita. Maka, kami menuntut pemerintah mencabut surat pengusiran tersebut. Apakakah kawan-kawan sepakat? Sepakat teriak masa aksi,” ujat kordinator aksi, Risa Febriana.
Risa Febriana yang juga Ketua Umum IKPM Muba Yogyakarta mengatakan tindakan pemerintah Musi Banyuasin tersebut tidak dapat dibenarkan dan diskriminatif.
Pantauan di lokasi, aksi mahasiswa IKPM Muba Yogyakarta sempat diwarnai aksi saling dorong antar peserta dengan kepolisian, terutama saat massa aksi berusaha membakar ban bekas sebagai bentuk kecaman terhadap kebijakan Pemkab Musi Banyuasin yang dinilai otoriter.
Selain itu, hal lain yang juga disampaikan mahasiswa ialah soal janji-janji Bupati Dodi Reza Alex yang dianggap tak pernah terealisasi, terutama terkait kelanjutan program beasiswa untuk mahasiswa Musi Banyuasin yang tengah studi di Yogyakarta. Janji ini, kata Febri, tidak pernag direalisasikan sejak 2017 silam.
“Kepada bapak Dodi, stop untuk pencitraan saja. Tahun 2017 bapak pernah berjanji akan melanjutkan program beasiswa bahkan bapak berjanji akan menaikan nominal beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa, tapi sampai saat ini, itu hanya janji-janji manis belaka,” ungkapnya. (uki/eda)
Editor: Eriec Dieda