Mancanegara

Itali Negara G7 Pertama Yang Mendukung Belt and Road Cina

Itali Negara G7 Pertama Yang Mendukung Belt and Road Cina
Itali Negara G7 Pertama Yang Mendukung Belt and Road Cina/Foto lloydslist.maritimeintelligence.informa

NUSANTARANEWS.CO – Itali negara G7 pertama yang mendukung Belt and Road Cina. Pada awal tahun Itali telah menandatangani nota kesepahaman untuk bekerja sama dengan Cina dalam mengembangkan Inisiatif Belt and Road. Bahkan tanpa disadari posisi Cina sekarang lebih dalam di Italia dibanding di Yunani. Italia telah berkomitmen dengan 29 perjanjian senilai US$ 2,8 miliar dalam sektor energi, keuangan, dan pertanian.

Pengembangan pelabuhan adalah bagian utama dari perjanjian. Perusahaan Cina yang terlibat dalam pembangunan pelabuhan buatan di Laut Cina Selatan (LCS) – China Communications and Construction Company Ltd. (CCCC) – telah menjadi pemain utama di Itali untuk meningkatkan koneksi kereta api antara pelabuhan Italia Trieste di Laut Adriatik dan jalur kereta api ke Eropa tengah dan timur.

Meski mendapat kritik keras “sebagai arah yang salah” dari mantan perdana menteri Matteo Salvini yang juga mengecam Cina “bukan negara demokrasi dengan semangat imperialisme” – namun kesepakatan itu mendapat dukungan kuat dari pejabat tinggi Itali lainnya. Misal Michele Geraci, wakil negara Italia untuk pembangunan ekonomi, yang telah menghabiskan satu dekade bekerja di Shanghai, juga Luigi Di Maio, wakil perdana menteri pada waktu itu dan sekarang menteri luar negeri yang secara terbuka berkomitmen mendukung Belt Road.

Baca Juga:  Kekuatan dan Potensi BRICS dalam Peta Politik Global Mutakhir

Itali menandatangani kesepakatan Belt Road pada saat ekonominya mengalami kontraksi sebesar 0,2 persen pada 2019, di mana utang publiknya melebihi 130 persen dari produk domestik bruto, dan terperosok dalam perselisihan anggaran dengan UE.

Menurut seorang analis kebijakan ekonomi Italia, para pejabat Cina telah mengancam pemerintah Itali jika tidak menandatangani memorandum maka kesepakatan komersial akan dibatalkan.

Pengaruh Cina atas infrastruktur pelabuhan Italia tampaknya jauh lebih dalam daripada investasi pelabuhan yang diumumkan sebagai bagian dari proyek yang diselesaikan Italia April lalu.

Pelabuhan Vado akan menjadi koneksi utama Italia ke jaringan Belt and Road pada awal Desember. Saat itulah rute transportasi baru dijadwalkan akan dibuka, yang akan memungkinkan 14 kereta sehari untuk melakukan perjalanan langsung dari dermaga kontainer di pantai Italia ke tujuan Uni Eropa yang melayani sekitar 70 juta konsumen di daerah makmur di Swiss, Prancis, Jerman, dan Italia utara.

Fasilitas baru ini akan mencakup jajaran standar Cina untuk peralatan pelabuhan dalam jaringan Huawei. Sementara Blue crane dengan label ZPMC dari pabrikan Cina mereka, Shanghai Zhenhua Heavy Industries Company Ltd., akan membuat halaman penumpukan kontainer paling otomatis di Italia. Ketika truk tiba di gerbang pelabuhan membawa wadah, baik plat nomor dan nomor kontainer akan didaftarkan melalui pengenalan karakter optik. Jika semua dokumen yang diserahkan sebelumnya selesai, truk akan secara otomatis diberikan akses ke area operasi.

Baca Juga:  Klausul 'Rahasia' dari 'Rencana Kemenangan' Zelensky: Bergabung dengan NATO dan Memperoleh Senjata Nuklir

Musim panas lalu, Vado Gateway mengganti sistem perangkat lunak terminal-operasinya dengan Navis 4.0, sebuah sistem dari konglomerat Finlandia Cargotec. Sistem Navis 4.0 terintegrasi penuh dengan semua peralatan pelabuhan dan memungkinkan pelacakan dan integrasi kontainer real-time dengan fasilitas Terminal APM di seluruh dunia. Singkatnya, ini memberikan operator dari pelabuhan digital yang didukung Cina ke jaringan logistik salah satu perusahaan pengiriman non-Cina terbesar di dunia. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,050