NUSANTARANEWS.CO – Mencermati inisiatif keamanan Eropa. Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mulai meluncurkan inisiatif baru untuk menciptakan strategi keamanan Eropa. Untuk itu, Macron telah mengadakan pembicaraan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di kediaman musim panasnya di Prancis selatan pada pertengahan Agustus lalu guna meningkatkan hubungan dengan Rusia.
Macron ingin memperjelas hubungan Eropa dengan Rusia sekaligus untuk mencegah semakin eratnya hubungan Rusia dan Cina. Dengan langkah ini, Macron berharap dapat mengamankan Eropa sekaligus masa depannya sendiri. Macron percaya bahwa kecenderungan Rusia ke Cina setidaknya sebagian merupakan akibat dari kesalahan manajemen Barat sendiri.
Macron memang dikenal sebagai salah satu pemimpin yang ingin merubah sejarah. Setelah membalikkan politik Prancis, Macron juga berupaya mengamankan posisi kandidat pilihannya untuk kepala Komisi Eropa dan Bank Sentral Eropa. Dan sekarang berusaha meningkatkan hubungan Eropa dengan Rusia.
Roadmap Prancis di bawah Macron jelas, yakni berfokus pada lima bidang utama: perlucutan senjata, dialog keamanan, manajemen krisis, nilai-nilai, dan proyek-proyek umum.
Dengan visi yang disebutnya sebagai “concentric circles” – Macron berupaya membangun sistem integrasi dari berbagai level untuk mengintegrasikan Eropa dan Eurasia. Tujuannya adalah mengamankan perbatasan NATO dan negara-negara anggota UE, dan memungkinkan hubungan yang lebih produktif dengan Uni Ekonomi Eurasia yang dipimpin Rusia, sekaligus menawarkan cara mengelola konflik regional, termasuk di Ukraina.
Tidak mengherankan bila masalah konflik Ukraina menjadi pintu masuk pertama untuk memulai langkah peningkatan hubungan dengan Rusia.
Menjadi menarik, karena sama halnya dengan Macron, presiden Ukraina yang terpilih baru-baru ini, Volodymyr Zelensky, berhasil tampil menjadi pemenang pemilu dengan menciptakan partai baru. Selain ingin mengadakan pembaruan politik, Zelenskii juga ingin segera menciptakan stabilitas dan penyelesaian keamanan Ukraina sebagai prioritas utama.
Langkah taktis Macron ini boleh dikatakan sebagai kecurigaan pandangan “Gaullist” bahwa Presiden AS Donald Trump tidak dapat diandalkan sebagai penjamin keamanan Eropa. Menurut Gaullist, ketika konflik AS-Cina meningkat, pada gilirannya akan melupakan Eropa dan lingkungan sekitarnya. Lebih buruk lagi, adalah kekhawatiran bahwa Presiden Trump mungkin akan melakukan tawar-menawar besar dengan Rusia, meninggalkan Uni Eropa terkurung di antara AS dan Cina.
Sehingga dalam pandangan Macron, menyusun kembali hubungan Eropa dengan Rusia adalah langkah strategis pertama untuk mengamankan kedaulatan Eropa.
Namun, inisiatif Macron menimbulkan banyak pertanyaan. Apakah Putin memiliki minat dalam menyelesaikan konflik Ukraina masih harus dilihat. Dan bahkan jika Eropa mampu memisahkan Rusia dari Cina, tidak jelas apakah pemerintahan Trump akan berdiri dan membiarkan inisiatif Eropa bermain.
Tantangan lain Macron jika ingin berhasil adalah membuktikan komitmennya bahwa kedaulatan dan keamanan tidak hanya di Eropa Tengah dan Timur, tetapi juga bagi negara-negara bekas Soviet seperti Ukraina, Georgia, dan Moldova.
Di samping itu, Prancis juga harus mengejar kolaborasi yang lebih dalam dengan negara-negara Nordik dan Baltik, serta dengan lembaga-lembaga Uni Eropa yang relevan. Inisiatif Macron harus menciptakan platform yang kredibel untuk pendekatan umum dan keamanan. (Agus Setiawan)