Mancanegara

Kata Putin: Tidak Ada Bukti Iran Terlibat dalam Serangan 14 September

Kata Putin, Tidak Ada Bukti Iran Terlibat
Kata Putin, Tidak Ada Bukti Iran Terlibat/Foto: isnafoto

NUSANTARANEWS.CO – Kata Putin, tidak ada bukti keterlibatan Iran dalam serangan 14 September. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Rabu bahwa tidak ada bukti untuk menyalahkan Iran atas serangan terhadap infrastruktur minyak Saudi pada bulan lalu. Pernyataan Putin itu disampaikan di sela-sela pertemuan Uni Ekonomi Eurasia (EEU) di ibu kota Armenia Yerevan pada hari Selasa, setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani.

“Kami mengutuk serangan terhadap Saudi, dan menentang pengalihan kesalahan ke Iran karena tidak ada bukti untuk itu,” kata Putin ketika ditanya terkait serangan terhadap fasilitas minyak Saudi.

Seperti diketahui, pada 14 September lalu, pejuang Houthi telah mengerahkan satu skuadron pesawat tanpa awak dan meluncurkan tujuh rudal yang berhasil menerobos sistem pertahanan udara canggih yang melindungi kilang minyak terbesar Saudi di Abqaiq dan Khurais.

Serangan itu bukan saja melumpuhkan lebih dari 50 persen produksi minyak Arab Saudi – tetapi juga telah mengguncang pilar kebijakan luar negeri AS di kawasan yang menunjukkan kerentanan pasokan energi dunia.

Baca Juga:  Belgia: Inisiatif Otonomi di Sahara Maroko adalah Pondasi Terbaik untuk Solusi bagi Semua Pihak

Mungkin yang paling memalukan adalah sistem pertahanan udara canggih Patriot yang mahal buatan AS dengan mudah berhasil diteroros oleh pesawat tanpa awak dan rudal Houthi yang murah. Sehingga anggaran pertahanan sebesar US$ 68 miliar per tahun tiba-tiba terlihat menjadi onggokan besi yang tidak berguna.

Iran dengan tegas menyatakan bahwa serangan perjuang Houthis terhadap fasilitas minyak terbesar Saudi sebagai langkah defensif pemerintah Yaman yang sah, kata jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi.

Sementara AS dan Arab Saudi langsung menyalahkan Iran sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan dua fasilitas produksi minyak utama Saudi tersebut – meski pejuang Houthi Yaman telah mengakui bertanggung jawab atas serangan itu.

Serangan itu telah mengurangi produksi minyak Arab Saudi hingga setengahnya, yang mengakibatkan lonjakan harga minyak dunia.

Di sela-sela pertemuan Uni Ekonomi Eurasia (EEU) di ibu kota Armenia Yerevan pada hari Selasa, Presiden Rouhani dan Presiden Putin juga mengadakan pembicaraan mengenai inisiatif untuk menjaga stabilitas dan keamanan di Teluk Persia.

Baca Juga:  Keingingan Zelensky Meperoleh Rudal Patriot Sebagai Pengubah Permainan Berikutnya?

Dalam pembicaraan itu, Rouhani mengatakan bahwa “keamanan dan perdamaian abadi di Teluk Persia, Laut Oman dan Selat Hormuz hanya dapat dicapai dengan partisipasi negara-negara di kawasan regional.”

Selain itu, Putin juga menegaskan kembali dukungannya terhadap kesepakatan nuklir Iran 2015 bahwa Moskow akan berupaya keras mendorong semua pihak dalam perjanjian untuk memenuhi kewajiban mereka.

Rouhani menambahkan bahwa Rusia dapat memainkan peran penting dalam implementasi kesepakatan tersebut.

Ketegangan AS-Iran memuncak setelah pada Mei 2018, Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan JCPOA dan memberlakukan sanksi maksimum terhadap Iran.

Iran mengutuk sanksi AS yang dianggap “terorisme ekonomi”. Iran juga dengan tegas menolak berunding selama AS tidak menghormati Iran dan mencabut semua sanksi, termasuk ancaman militer. (Agus Setiawan)

 

Related Posts

1 of 3,051