NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Dalam rangka membahas isu krusial terkait konflik Papua, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar pertemuan dengan tokoh lintas agama.
Kegiatan yang berlangsung di Gedung PBNU, Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat pada Senin sore (9/9/2019) dihadiri antara lain, KH. Said Aqil Siroj, Franz Magnis Suseno, Ronald Rischardt (Biro Papua PGI), Antie Sulaiman (UKI), Allissa Wahid, Usman Hamid (Amnesty International), Romo Heri Wibowo (KWI) dan Pendeta Gomar Gultom.
Dalam kasus Papua, Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj meminta pemerintah mengedepankan langkah persuasif. Yakni menggunakan pendekatan dialog secara damai kepada masyarakat setempat.
“Sebenarnya saya sudah mengatakan waktu di Denpasar pada kongres PKB saya sudah mengatakan bahwa utamakan dialog, utamakan persuasif kemanusiaan, jangan terus langsung dengan pendekatan keamanan, kekerasan, bedil, kita hindari itu,” kata Said Aqil.
Menurut Kiai Said, mengenai konflik Papua, tokoh agama memiliki andil dalam mencegah terjadinya kerusuhan. Dirinya meminta jalinan dialog yang sudah dibangun sejak lama dan diinisasi oleh Presiden RI ke-4, KH Abdurrahman Wahid, harus terus dirawat.
“Selain itu, mengembalikan nama Papua dan Irian Jaya. Papua adalah kita dan kita adalah manusia yang memiliki harkat dan martabat,” ungkapnya.
Kiai Said juga mengingatkan bahwa peristiwa rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, serta beberapa titik lainnya telah berdampak pada gejolak di Tanah Papua.
Menurut dia hal itu menodai upaya Pemerintah Jokowi yang telah berusaha meningkatkan layanan kesejahteraan dasar bagi masyarakat Papua.
Pewarta: Romadhon