Politik

Fenomena Korupsi Hingga Politik Uang Disebut Sebagai Gagalnya Regenerasi Parpol

Sejumlah Berndera Partai Politik (Foto Ilustrusi)
Fenomena Korupsi Hingga Politik Uang Disebut Sebagai Gagalnya Regenerasi Parpol. (Foto Ilustrusi/Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Direktur Pusat Studi Media dan Demokrasi Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Wijayanto menilai fenomena perilaku korupsi, politik uang yang ada di Indonesia merupakan bentuk dari kegagalan partai politik atau parpol dalam melakukan regenarasi.

Dirinya menjelaskan, tingginya tingkat politik uang atau money politics pada gilirannya melahirkan praktik korupsi semakin masif. Selama ini para elit politik tidak ada perubahan yang signifikan dalam gaya berpolitik.

“Salah satu akar penyebabnya dikarenakan partai politik kita masih berpolitik dengan gaya lama dan didominasi orang-orang lama,” ungkap Wijayanto dalam diskusi online, Minggu (8/9).

Baca Juga: Lonceng Kematian Parpol Hadapi Globalisasi Gelombang III

Sementara, lanjut dia, tidak ada anak-anak muda yang hadir dengan gagasan dan praktik baru dalam berpolitik. “Ini adalah refleksi kegagalan regenerasi partai politik kita. Tidak hanya dalam regenerasi kader baru namun juga gagasan baru,” jelasnya.

Dirinya menyebutkan bahwa fakta tentang maraknya korupsi, money politic hingga upaya pelemahan KPK melalui revisi UU KPK adalah bentuk nyata partai politik telah gagal melakukan regenerasi. Reformasi yang telah lewat tak mampu memberikan solusi.

Baca Juga:  Jelang Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Optimis Prabowo-Gibran Menang

“Korupsi, politik uang dan pelemahan KPK oleh DPR yang berisi orang-orang parpol adalah refleksi gagalnya regenerasi, dan secara lebih luas, reformasi partai politik kita setelah dua dekade demokratisasi yang kita jalani ini,” tandasnya.

Pewarta: Romadhon

Related Posts

1 of 3,054