Ekonomi

Dana Otonomi Khusus Tidak Dinikmati Orang Papua, Kontras: Itu Fakta

Tradisi Barepan dan Cinta Pembuat sagu di Tambrauw Papua Barat. (FOTO: Dok. Humas Kemenpar)
Dana Otonomi Khusus Tidak Dinikmati Orang Papua, Kontras: Itu Fakta. (Ilustrasi/Foto Dok. Humas Kemenpar)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sekjen Federasi Kontras Andy Irfan Junaedi mengatakan dana otonomi khusus (otsus) untuk Papua yang jumlahnya mencapai triliunan rupiah lebih tidak dinikmati oleh orang Papua asli.

Ia menjelaskan, dari hasil Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI), Andy menjelaskan tingkat HDI orang Papua asli rendah. Sebaliknya tingkat HDI orang non Papua yang ada di Papua meningkat.

“Coba kita cek, dalam hasil pembangunan, Human Development Index di Papua. Orang Papua asli HDI-nya rendah, orang non Papua yang datang ke Papua HDI-nya meningkat. Artinya, siapa yang bisa menikmati  triliunan rupiah dari dana otsus? Bukan orang Papua. Itu fakta,” tegas Andy saat didapuk jadi pembicara di acara Mata Najwa dikutip Jumat (23/8/2019).

Baca Juga: Lukas Enembe Tegaskan Berulang-ulang: Orang Papua Butuh Kehidupan, Bukan Pembangunan!

Untuk itu, dirinya membenarkan pernyataan Gubernur Papua Lukas Enembe bahwa orang Papua asli tidak membutuhkan pembangunan infrastruktur. Sebaliknya yang dibutuhkan oleh orang Papua adalah kehidupan.

Baca Juga:  Bandara Internasional Dhoho Diresmikan, Kediri Bisa Jadi Pintu Gerbang Indonesia Wilayah Jatim Bagian Selatan

“Ya, (orang Papua) butuh kemanuisaan,” ujar Andy saat menyela pernyataan Lukas Enembe.

Sebelumnya saat ditanya Najwa Shihab mengenai masalah Papua, Lukas Enembe mengatakan “Orang Papua butuh kehidupan, bukan pembangunan. Butuh kehidupan!” ujarnya.

Najwa kemudian melontarkan pertanyaan mengenai proyek pembangunan dari pemerintah pusat yang menggencarkan infrastruktur di Papua dalam beberapa tahun terakhir.

Lukas menanggapi bahwa semua proyek tersebut bukanlah kehendak rakyat Papua. Ia mengatakan rakyat Papua sama sekali tidak pernah menikmati semua pembangunan itu.

“Itu bukan kehendak orang Papua. Orang Papua tidak pernah lewat jalan yang dibangun. Mereka tidak punya apa-apa. Mereka perlu kehidupan,” tegasnya.

Pewarta: Romadhon

Related Posts

1 of 3,051