NUSANTARANEWS.CO, Kediri — Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) akan terus membekali kedewasaan berpikir, kematangan mental dan tanggung jawab sosial. Demikian dikatakan Kasubdit Sarana, Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat PTKI Ditjen Pendidikan Islam, Kemenag RI Ruchman Basori pada Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di IAIN Kediri, Rabu (21/8).
Ruchman melanjutkan, sosok manusia-manusia yang mempunyai kepekaan nurani dan memegang tanggungjawab akan sangat dibutuhkan negeri dengan 250 juta penduduk.
“Negeri yang gemah ripah loh jinawi ini harus kita jaga jangan sampai dirusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab, salah satunya oleh kelompok yang anti terhadap Pancasila dan NKRI,” kata mantan Aktivis Mahasiswa 98 tersebut.
“Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD ’45 adalah sesuatu yang final sebagai konsensus nasional para pendiri bangsa yang harus kita pertahankan,” ujar Ruchman.
Baca Juga: Dirjen Pendidikan Islam Ajak Pejabat Sebarkan Islam Moderat
Munculnya kelompok radikalis dan intoleran belakangan ini, harus diwaspadai kata Kandidat Doktor Universitas Negeri Semarang ini. “Kampus PTKI menjadi laboratorium moderasi beragama yang akan mengcounter paham dan gerakan radikalisme,” katanya.
Dihadapan 3.000 mahasiswa baru IAIN Kediri Mantan Ketua I Senat Mahasiswa IAIN Walisongo berharap agar menjadi mahasiswa yang cerdas dan kritis atas fenomena sosial kebangsaan. “Anda yang akan memimpin wacana keagamaan, bukan mereka-mereka yang hanya berbekal semangat tetapi pemahaman agama terbatas,” katanya.
“Media sosial sebagai wahana desiminasi paham-paham keagamaan harus diisi oleh mahasiswa dan civitas akademika PTKI, agar tidak didominasi oleh kelompok yang sering melakukan ujara kebencian dan truth claim keagaamaan,” kata Alumni PP. Al Falah Sokaraja Banyumas ini.
Mengakhiri orasinya Ruchman percaya bahwa mahasiswa IAIN Kediri yang rata-rata berasal dari pesantren dengan basis kitab kuning yang memadahi akan tumbuh menjadi pemimpin keagamaan yang otoritatif.
Wahidul Anam Wakil Rektor Biang Kemahasiswaan dan Kerjasama mengatakan PBAK Tahun Akademik 2019/2020 didesain secara sistematis agar mahasiswa mengenal dengan baik tradisi keilmuan yang mengusung pesan-pesan moderasi. “IAIN adalah kampus yang akan melahirkan sosok yang luas beragamanya dan terbuka menerima perbedaan”.
“Moderasi beragama menjadi kata kunci pengembangan kemahasiswaan di kampus IAIN Kediri. Pinter keilmuannya saja tidak cukup tapi harus moderat pemahamannya,” kata Alumni UIN Malang ini.
PBAK diselengarakan pada tanggal 19-22 Agustus 2019. Nampak hadir menyimak orasi kebangsaan PBAK adalah Wakil Rektor II Munifah, Kepala Biro AUAK Barnoto, Dosen, Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan dan sejumlah civitas akademika lainnya. (ad/nn/redaksi)