Rubrika

Mengenal Lebih Jauh Sosok Budi Gunawan

Mengenal lebih jauh sosok Budi Gunawan
Mengenal lebih jauh sosok Budi Gunawan

NUSANTARANEWS.CO – Mengenal lebih jauh sosok Budi Gunawan. Seperti apa sosok Budi Gunawan (BG) sesungguhnya? Kita memang agak kesulitan untuk mengenali seseorang secara langsung, bahkan melalui penampilan keseharian pun pasti sulit, karena penampilan pun terkadang hanya berupa pencitraan untuk menutupi originalitas seseorang.

Melalui novel berjudul “Etalase” yang merupakan buah karyanya, kita mencoba untuk mengenali sosok sang Jenderal Polisi yang satu ini. Novel “Etalase” mengisahkan tentang realitas kehidupan seorang anak manusia dan kehidupan masyarakat sehari-hari. Berdasarkan plot kisah novel tersebut, boleh dikatakan BG adalah sosok yang multidemensi. Ada sisi humanisme yang begitu kuat mengalir dalam setiap tarikan nafas karakter novelnya. Setiap peran dieksploitasi dengan sungguh-sungguh melalui gaya bahasa yang lugas dan sederhana sehingga pembaca dengan mudah dapat menyelami isi novelnya.

Novel “Etalase” memang berusaha mengekspresikan nilai-nilai sosial-kultural masyarakat dalam bentuk konflik – yang coba digambarkan melalui peristiwa dan dituangkan dalam dialog-dialog yang mengandung nilai-nilai universal untuk menjembatani kesenjangan dalam relasi sosial kemasyarakatan.

Baca Juga:  Pertama di Indonesia, Pekerja Migran Diberangkatkan dari Pendopo Kabupaten

Selain novel, Sang Jenderal Polisi ini juga menulis beberapa buku berdasarkan pikiran, pengalaman dan pandangannya sebagai seorang abdi masyarakat. Gagasan tersebut telah tertuang dalam berbagai kesempatan dan tulisan di media massa. Tulisan itu kemudian dikumpulkan menjadi beberapa buah buku, antara lain:  Membangun Kompetensi Polri: Sebuah Model Penerapan Manajemen Berbasis Kompetensi (2005), Kiat Sukses Polisi Masa Depan (2006) dan Gado-Gado Kalibata (2007).

Dalam karya-karya pria kelahiran 11 Desember 1959 di Surakarta ini, setidaknya ada tiga karakter kuat yang bisa kita jadikan cermin untuk mengenali sosoknya. Pertama, memiliki jiwa yang tangguh dan mengayomi. Kedua, intelektual dan visioner. Ketiga, berjiwa pemersatu dan berkomitmen menjaga keutuhan bumi pertiwi.

Tidak mengherankan bila Budi Gunawan mendapat penghargaan Adhi Makayasa, sebagai siswa terbaik alumni Akpol 1983. Peraih Adhi Makayasa biasanya akan diproyeksikan menjadi sosok nomor satu di jajaran Mabes Polri.

Rekam jejak karir kepolisiannya, setidaknya dua kali, BG dipercaya menduduki jabatan sebagai Kapolda. Pada Januari 2008, menjadi Kapolda Jambi dan pada 2012 menjadi Kapolda Bali. Pada tahun yang sama, BG mendapat bintang tiga dan dipercaya menjabat Kepala Lembaga Pendidikan Polri.

Baca Juga:  Sediakan Angkutan Gratis Pelajar di Bojonegoro, Inilah Cara Sejahterakan Rakyat

Ayah tiga anak yang gemar berolahraga jogging dan fitness ini, memang tidak serta-merta dua kali menjadi Kapolda. Ada rentang waktu yang panjang bahwa pria yang pernah mencoba menjadi  novelis ini, pernah memegang jabatan cukup strategis di lingkungan kepolisian.

Sebelum menjadi Kapolda, ayah tiga anak ini pernah menjadi Kepala Polisi Sektor Kota Tanjung Karang Barat, Kepala Satuan Lantas di Poltabes Palembang, Sekretaris Direktorat Lantas Polda Lampung, dan Kepala Polisi Resort Kota Bogor.

Pada 2009-2010, pria penggemar jogging ini sempat menjadi Kepala Divisi Pembinaan Hukum Polri, dan pada 2010-2012, juga dipercaya menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pegamanan (Kadiv Propam) Polri.

Meskipun Megawati tidak menjadi Presiden lagi, karir BG terus berlanjut. BG merupakan perwira karir yang terus bekerja keras menuju puncak.

Ketika mengikuti Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri pada 1988, BG berhasil lulus sebagai siswa terbaik. Adapun ketika menempuh pendidikan sebagai peserta Kursus Singkat Lemhanas XIII pada 2005, BG juga berhasil memperoleh Bintang Seroja sebagai lulusan terbaik.

Baca Juga:  Politik Identitas dan Regenerasi pada Pilkada Serentak 2024

Sedangkan dalam karir kepolisiannya, BG atas jasa pengabdiannya memperoleh tanda jasa berupa Satya Lencana Kesetiaan 16 tahun. Dwidya Sistha, Kesetiaan Tamtanama Karya Bhakti, Yana Utama, Dharma Nusa dari GOM VII.

Selain itu, pendidikan tinggi non-kepolisiaan pun ditempuhnya, antara lain: Program S2 bidang ilmu politik dan pemerintahan di Universitas Satyagama, dan Program S3 bidang Public Administration and Criminal Justice Management di Lacrosse University, Amerika Serikat. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,057