Mancanegara

Gagasan “Kesepakatan Abad Ini” Trump Dipastikan Gagal

Gagasan Kesepaktan Abad Ini Trump
Gagasan Kesepakatan Abad Ini Trump dipastikan gagal/Foto: Haaretz

NUSANTARANEWS.CO – Gagasan “Kesepakatan Abad Ini” Trump dipastikan gagal. Selama beberapa dekade, rencana perdamaian telah membuat tuntutan yang tidak mungkin dipenuhi oleh Palestina, sehingga Palestina terpaksa menolak semua persyaratan yang ditawarkan sehingga membuka peluang bagi Israel untuk menciptakan dalih merebut lebih banyak lagi tanah air Palestina.

Demikian pula dengan proyek “Kesepakatan abad ini” yang digagas Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang bernilai US$ 50 milyar – untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina – tampaknya akan menemui kegagalan pula seperti yang dialami oleh pendahulu-pendahulunya.

Beberapa pengamat mencoba membandingkan inisiatif baru yang disponsori oleh AS uang bertujuan untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina dengan “Rencana Marshall” di Eropa Barat setelah berakhirnya Perang Dunia II. Rencana Marshall berhasil diimplementasikan karena memang memperkuat identitas nasional di benua itu, sedangkan rencana AS di Timur Tengah malah mengabaikan masalah kedaulatan dan identitas bangsa Palestina.

Baca Juga:  Burundi Reiterates Support for Morocco's Territorial Integrity, Sovereignty over Sahara

Tidak mengherankan bila para pemimpin Palestina memboikot “Konferensi Bahrain” tersebut.

Negara-negara Arab sendiri sebetulnya telah sering mengkhianati tujuan perjuangan Palestina, tetapi tidak pernah sama spektakulernya seperti sekarang. Demonstran turun ke jalan-jalan di Maroko, misalnya, untuk mengecam apa yang mereka sebut “KTT Tidak Tahu Malu.”

Pemerintahan Trump mungkin malah tidak serius dengan rencana perdamaiannya sendiri. Mungkin inisiatif Kushner, hanyalah sebuah taktik untuk mempersiapkan kemungkinan pelepasan tanggungjawab AS di Timur Tengah – dalam upaya mengendalikan pertumbuhan pengaruh global Cina kepada masing-masing negara.

Di samping itu, kegagalan rencana Kushner dapat dijadikan pula oleh Trump sebagai alasan politik bagi pendukungnya menjelang pemilihan presiden pada 2020 mendatang.

Paling tidak Trump akan mengatakan kepada pendukungnya bahwa dirinya telah melakukan yang terbaik bagi terwujudnya perdamaian Israel-Palestina, tetapi tidak ada lagi yang bisa dilakukannya. Mungkin sambil menambahkan bahwa dirinya telah berhasil memperkuat kolaborasi lama antara Israel dan Arab Saudi, dua pilar keamanan regional Barat di Timur Tengah.

Baca Juga:  Pembantaian Warga Palestina di Gaza: Kekejaman yang Mencoreng Kemanusiaan

Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada hari Kamis memastikan bahwa, “Perdamaian untuk Kesejahteraan” yang disponsori oleh AS yang berlangsung di Bahrain pekan lalu, akan gagal.

Sama halnya dengan “Perjanjian Oslo” pada tahun 1990-an di mana Israel menghancurkannya, kata Abbas. Perjanjian Oslo ditandatangani karena memang bertujuan untuk mencapai pedamaian berdasarkan hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri.

Pemboikotan “Konferensi Bahrain” oleh para pemimpin Palestina, karena konferensi itu dianggap sebagai ajang untuk membeli perdamaian. Gagasan utama AS adalah menginvestasikan uang di negara-negara yang menampung para pengungsi Palestina sekaligus menaturalisasi mereka sehingga menjadi warga negara setempat.

Sementara dalam rencana itu tidak ada sama sekali saran langsung tentang bagaimana memulai kembali dialog Israel-Palestina untuk mencapai solusi yang komprehensif. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,077