NUSANTARANEWS.CO – Ketegangan meningkat, kapal-kapal induk AS mulai melakukan latihan simulasi perang di kawasan Teluk Persia. Sementara itu, Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo pada hari Minggu mengatakan bahwa Washington siap melakukan pembicaraan bilateral dengan Teheran – jika Iran menunjukkan sikap ‘seperti negara normal’. Sebaliknya, Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan, Teheran baru akan berbicara dengan AS jika Washington menunjukkan rasa hormat kepada Iran dan berperilaku sesuai dengan etika yang diterima secara internasional.
Seperti diketahui, ketegangan AS-Iran mulai meningkat tajam pada Mei 2018, ketika Presiden Trump mengumumkan penarikan AS secara sepihak dari perjanjian nuklir Iran 2015. Ketegangan semakin tajam, setelah para pemimpin Iran kemudian mengumumkan bahwa Iran akan menangguhkan beberapa komitmen di bawah kesepakatan nuklir – sebagai respon terhadap ketidakmampuan para penandatangan lain untuk menahan tekanan AS.
Ditengah ketegangan itu, Wakil Komandan Armada Kelima AS Laksamana Jim Malloy mengatakan Angkatan Laut bisa saja segera mengirimkan kelompok serang Abraham Lincoln CSG (Carrier Strike Group) melintasi Selat Hormuz – jalur selat sempit strategis yang memisahkan Teluk Persia dari Laut Arab, jika dipandang pelu.
USS Abraham Lincoln dan para pengawalnya, termasuk tiga kapal perusak dan sebuah kapal penjelajah rudal, saat ini ditempatkan sekitar 320 mil di lepas pantai Oman di Laut Arab.
Sementara itu, Supercarrier kelas Nimitz pun sudah dikerahkan ke sekitar lokasi dan kini berada di luar Teluk Persia bersama Kapal Amphibious kelas Tawon USS Kearsarge (LHD 3). Kelompok Nimitz dan Abraham Lincoln sejak 17 Mei telah melakukan kerja sama operasi di laut Arab, di wilayah Armada ke-5 AS.
Laksamana Muda John F.G. Wade, komandan kelompok serang, menyatakan bahwa armada kapalnya siap untuk “melakukan misi apa pun di mana pun dan kapan pun dibutuhkan,” namun menolak menjelaskan secara lebih spesifik.
“Iran melakukan ancaman terhadap operasi kami, termasuk juga bagi keamanan perdagangan yang melalui Selat Hormuz, itulah mengapa kami ada di sini,” kata komandan Wade.
Demikian pula satuan Pembom Strategis B-52 telah menjalankan ‘Simulasi Serangan’ di dekat perbatasan maritim Iran. Selama akhir pekan, Angkatan Udara AS melaporkan bahwa pesawat dan helikopter yang ditempatkan di atas USS Abraham Lincoln, telah melakukan “simulasi operasi penyerangan” dalam latihan yang melibatkan pembom B-52 dengan kemampuan nuklir di dekat perbatasan perairan Iran di Laut Arab.
Para pejabat Iran sendiri telah mengecam AS atas penumpukan militernya di kawasan Teluk Persia, dan menyebut kehadiran militer AS kali ini merupakan yang “paling lemah dalam sejarah”. Iran bahkan mengingatkan AS mengenai kemampuan “senjata rahasia baru” dalam gudang persenjataannya yang mampu menenggelamkan kapal-kapal perang AS jika berani melakukan agresi militer.
Mayor Jenderal Yahya Rahim Safavi, seorang penasihat militer senior untuk Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, mengatakan bahwa Washington “sepenuhnya menyadari bahwa pasukan militer mereka di wilayah tersebut berada dalam jangkauan rudal Iran,” ungkapnya menanggapi penumpukan militer AS di kawasan Regional. (Banyu)