Budaya / SeniPuisi

Ayah, Bunda, Dan Maut

Seorang ayah dan ibu bersama dua orang anak by ftourini. (FOTO: karikatuurmoe)
Seorang ayah dan ibu bersama dua orang anak by ftourini. (FOTO: karikatuurmoe)

Puisi Akhmad Farhan Zein

 

Santri

 

Peci miring

Sarung nglinting

Berjalan

Di hujan madrasahmu

 

Pelan pelan

Meski lelah

Sedikit sedikit

Meski lama

 

Purwokerto, 20 Maret 2019

 

Ayah

 

Decit suara pintu

Melepas sang pahlawan

Dipanggil lebih awal

Dari sang surya

 

Berangkat sebelum ayam bangun

Pulang setelah ayam tidur

 

Kepala buat kaki

Kaki buat kepala

Demi

Sesuap nasi

 

Dingin

Dia terjang

Panas

Dia telan

 

Purwokerto, 20 Maret 2019

 

Maut

 

Tak ada yang tau

Tak ada yang mau

Menunggu

Raga membiru

 

Ramai

Namun sepi

Damai

Namun sendiri

 

Bisa melihat

Bisa mendengar

Namun tak hadir

 

Suaramu

Bernada kesenduan

 

Purwokerto, 20 Maret 2019

 

Bunda

 

Pagi

Dingin

Terbangun

Sendu

 

Sepertiga malam

Ku tengok

Putih bersih

Basah

 

Lirih sendu

Meminta padamu

Untuk

Malaikat kecilmu

 

Purwokerto, 20 Maret 2019

 

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

Sabtu

 

Pagi hari di hari sabtu
Membangunkan hati yang pilu
Pagi yang tak biasa
Sepi

 

Purwokerto, 9 Febuari 2019

 

Jiwa

 

Kita tidak tahu siapa

Siapa yang jatuh dulu

Kadang masih beluluk, jatuh

Tak jarang masih muda, jatuh

Sering yang cengkir, jatuh

 

Yang jatuh

Harus siap bekal

Yang jatuh utuh, ada

Yang jatuh pecah, ada

 

Purwokerto, 13 Maret 2019

Akhmad Farhan Zein, tanpa biodata.

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected]

Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co

Related Posts

1 of 3,187