Puisi Irham Hanif A.
Kuliah
Kuliahku bukan kuliah.
Tapi intropeksi tadi hari.
Dan persiapkan pelaksanaan kata-kata untuk esok hari.
Ia tak akan pernah berhenti menulis dan mengetik.
Meski jari-jari ku harus diputus dan dipatahi.
Purwokerto, 13 feb 2019
Keputusasaan Mahasiswa
Haduh pusing..
Ingin makan tapi enggan berjalan.
Ingin kenyang tapi enggan makan.
Enggan kelaparan tapi terus bermalasan.
Kapitalisme pasti kepanasan
Makan harus didapat dengan sekail umpan
Petani berkali-kali tercebur lumpur keputusasaan.
Kerbau kendalikan petani dengan kekuasaan
Tak ada lagi kata belas kasihan.
Sudah muak aku dengan keadaan.
Hampir aku tenggelam di laut ketidakadaan
Kesadaraan membuat ku tak diakui dikeberadaan.
Aku dianggap superman kesiangan.
Yang setiap bangun selalu sarapan cacian dan sindiran.
Tuhan, sampai kapan kebenaran menjadi keberadaan.
Pintaku satu Tuhan.
Berantas mereka dengan kesadaran.
Purwokerto, 15 Mar. 19
Hanya Karna Aku Aktivis
Suaraku sumbang
Kusumbangkan kepada lantunan ayat-ayat suci
Jemariku tak pandai memetik gitar.
Kugunakan untuk memetik hikmah disetiap hikmah kehidupan.
Setiap malam aku harus berdebat.
Terpojok dalam tembok pondok.
Terselimut kasur yang lusuh.
Terbungkam dikeheningan malam.
Hanya karna kebebasan.
Aku harus lapar disetiap kunyahan.
Hanya karna perbedaan persepsi.
Aku harus berangkat ke kampus tanpa permisi.
Mampus aku dikoyak-koyak sepi.
Motor disusun rapih.
Naik tangga lagi.
Rentetan celoteh dan cacian lagi.
Jangan lagi.
Senja dipihak ku.
Hanya mereka yang mengerti.
Perpustakaan, kawan kampus, dan diskusi.
Purwokerto, 8 Maret 2019
*Irham Hanif Abriyanto, Mahasiswa IAIN Purwokerto.
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected].
Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co