Budaya / SeniPuisi

Tikus dan Anak Tikus Berpeci

Tikus Berpeci. (FOTO: Dok. Detik)
Tikus Berpeci. (FOTO: Dok. Detik)

Puisi Irham Hanif A.

Cerita Rumput

Seumpama rumput.
Kami adalah yang tak kau kehendaki liar.
Tumbuh di sela-sela trotoar kumuh kota.
Aku adalah yang kau cabut dan dibudidayakan.

Kau lebih suka.
Membuat pertanyaan, membunuh kawan.
Bersuka ria, percintaan.
Menggunakan air minum untuk mandi.

Andai aku rumput.
Engkaulah beton-beton trotoar itu.
Aku telah menebar di segala penjuru jalan.
Suatu saat akan mengikatmu dengan akar-akar kami.

Dan memendammu di dalam tanah.

Jakarta, 19 Februari 2019

Tikus dan Anak Tikus Berpeci

Apa yang lebih hina dari binatang jalang?
Ketika mereka memandang latar belakang sesamanya karna perbedaan dan kepentingan.
Menindas siapa yang tak sejalan.
Merampas apa yang tak seharusnya di gunakan.
Memperkosa hak demi kepentingan kekuasaan.

Kasur ini menjadi saksi.
Keringat menyerap disetiap helai kapas dan rajutan.
Saat diriku terbaring melawan sakit.
Kudekap dan kurawat kapuk kasur ini.

Dari anak anak tikus yang ambisius dan tengil.
Dengan gagah mengibas kepala.
Bersenjata kitab dan berpelor dalil.
Seolah punya kendali untuk memonopoli surga.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Perkuliahan? atau Keimanan?
Masa depan? atau Surga imingan?
Bergerak untuk perubahan atau berharap dikabulkan angan?
Terdidik untuk meberantas yang mengatas namakan agama?
Atau terdidik mencari beras dengan agama?

Seburuk apa kalian menilai kami masalah agama?
Sudah muak aku kebebasan dan pendidikanku kalian kurung.
Kau cap aku sebagai setan.
Malaikat macam apa yang meraup keuntungan dari seorang setan?
Malaikat macam apa yang memenuhi nafsu dengan memperkosa setan?
Malaikat macam apa yang memanfaatkan agama untuk jabatan?

Uang yang seharusnya cukup membeli susu.
Uang yang seharusnya untuk sekolah adik.
Harus lari ke brangkas azzazil-azzazil itu.
Maaf ayah, ibu.

Purwokerto 5 Maret 2019

*Irham Hanif Abriyanto, Mahasiswa IAIN Purwokerto.

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected].

Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co

Related Posts

1 of 3,186