NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pengamat politik, Adhie Massardi mengingatkan lembaga pemerintahan, terutama para menteri untuk tidak sembarangan menyajikan data kepada Presiden Jokowi. Pasalnya, jika yang menyusun data-data itu kemudian adalah para menteri atau pembantu presiden yang mengedepankan paradigma ‘Asal Bapak Senang’ (ABS) maka ketika dilempar ke publik, sudah pasti akan salah.
“Kecuali itu hanya laporan khusus si ‘Sementeri’ bersangkutan agar memperoleh apresiasi presiden karena dinilai telah bekerja baik, maka tidak jadi soal. Ketika fakta ini diungkapkan ke publik, saya jamin semua angka yang disampaikan kemarin (di debat kedua) oleh Jokowi semua salah,” kata Adhie, di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (19/2).
Mantan Jubir Presiden Gus Dur ini menuturkan, jika data dibuat hanya untuk tujuan menyenangkan presiden atau ‘asal bapak senang’, maka dapat dipastikan data-data tersebut keliru.
Sementara instrumen untuk mengkonfirmasi data-data atau angka-angka hasil kerja itu berasal dari Bappenas. Dan Bappenas sendiri disebutnya banyak ngarang.
“Padahal ini kan semua data angka ada di Bapenas. Yang menarik kan Bapenas beberapa Minggu sebelum debat itu kan sudah ada sinyal pasti angka-angka yang disampaikan oleh Presiden pasti miss,” ungkap Adhie.
Lebih lanjut dia menjelaskan, sebetulnya pemimpin setingkat presiden, harusnya saat debat cukup bermain di tingkat policy (kebijakan). Dari kebijakan itu, maka nanti yang akan mengeksekusinya adalah para jajaran menteri.
“Jokowi ini bukan hanya kandidat (capres) tapi juga seorang Presiden. Ketika menyampaikan fakta benar pun bisa disalahkan, apalagi salah,” terangnya.
(eda/adn)
Editor: Eriec Dieda