KhazanahRubrika

Azyumardi Azra: Sebagai The Largest Moeslem Country, Indonesia Sangat Beruntung

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra. (FOTO: Istimewa)
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra. (FOTO: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra menilai kekerasan dan intoleransi di Indonesia menurun dalam empat tahun terakhir. Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara pada talkshow bertajuk “Moderasi Beragama untuk Kebersamaan Umat”, di Jakarta.

“Meskipun kasus intoleransi masih ada, tapi skalanya sangat kecil. Tidak seperti 10 tahun yang lalu,” kata Azra, seperti dikutip laman resmi Kemenag, Sabtu (26/1/2019).

Ia pun mengingatkan, bangsa Indonesia ini harus bersyukur sebanyak-banyaknya. Sebabnya, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar Indonesia senantiasa dapat memelihara kedamaian. Di Indonesia, terbukti bahwa umat Islam dapat bersanding dengan umat-umat agama lain.

“Sebagai The Largest Moeslem Country, Indonesia sangat beruntung. Karena Indonesia menjadi salah satu negara dari sedikit negara berpenduduk muslim terbesar, tapi paling aman,” lanjut Azra.

Dengan kondisi sosial masyarakat yang aman dan damai menurutnya, umat beragama di Indonesia dapat dengan tenang melaksanakan aktivitasnya. Termasuk aktivitas beribadah. “Ini bukan hanya harus disyukuri oleh umat muslim. Tapi juga oleh umat yang lain,” ujarnya.

Baca Juga:  LANAL Nunukan Berhasil Lepaskan Jaring Yang Melilit KM Kandhega Nusantara 6

Ia menambahkan bahwa rasa syukur tersebut harus diimplementasikan dengan terus menjaga Indonesia. Menurutnya, Indonesia ini adalah gambaran surga yang ada di Kitab suci.

Kekayaan alam yang baik, serta masyarakat yang hidup tentram damai dalam keragaman menurut Ayzumardi adalah laiknya gambaran tentang surga. Maka sebuah kewajiban bagi masyarakat Indonesia untuk menjaga kondisi tersebut. Salah satunya dengan menjaga moderasi beragama.

Kita beruntung Indonesia itu memiliki warisan nilai Islam (Islamic legacy) yang menjaga agar tercapai moderasi itu. Bicara tentang moderasi beragama di Indonesia, maknanya adalah Moderasi Islam. “Ini karena jumlah penganut agama Islam terbesar di Indonesia,” jelasnya.

“Kita harus bersyukur, dan berterima kasih pada ormas yang menjaga moderasi Islam atau yang dikenal dengan wasathiyah Islam itu. Meskipun masing-masing ormas memiliki bahasanya sendiri,” kata Azra.

Kewajiban kita semua untuk membangun moderasi beragama melalui vernakularisasi Indigenisasi, dan kontekstualisasi. “Jadi, tidak lagi menjadi sesuatu yang asing. Karena itu, dalam penampilan budayanya, Islam Indonesia jauh berbeda dengan Islam Arab,” jelas mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Baca Juga:  Kontrakdiksi Politisasi Birokrasi dan “Good Governance”

Pada talkshow yang merupakan rangkaian kegiatan Rapat Kerja Nasional Kementerian Agama 2019 tersebut, Azyumardi Azra menyampaikan pandangannya tentang “Tantangan dan Masa Depan Moderasi Beragama dalam Peta Geo Sosial Politik”.

Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,153