Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengucapkan selamat dan mengapresiasi tema Hari Puisi Indonesia tahun ini, yaitu: “Puisi Sebagai Renjana dan Sikap Budaya”.
Menurut Menag renjana bermakna gairah yang membuncah untuk memantik kata-kata agar memiliki energi dahsyat bagi kemajuan Indonesia. Tema ini mencerminkan semangat penyair bangsa untuk lebih kreatif dan inovatif sehingga kerja-kerja puisi tidak terhenti di atas kertas rencana.
“Bersyair di era kekinian bukanlah bergumam dalam kesendirian di tengah keriuhan dan kebisingan tanpa jeda sosial media. Bukan pula sumpah serapah akibat pikiran dan jempol tangan makin terdisrupsi teknologi,” ujar Menag.
Bersyair di zaman banyak orang nyinyir, kata Menag, mestinya adalah refleksi berdialog lewat kata-kata yang menggugah kesadaran dan menjaga kewarasan. Berpuisi adalah wujud amalan terpuji yang sucikan hati, yang mencegah bangsa digital agar tak binal karena banalnya informasi yang seringkali saling menyakiti.
“Itu artinya, penyair dituntut untuk lebih peduli di masa kini. Peduli berarti harus siap memahami realitas zaman. Penyair semakin dituntut untuk mengasah indranya kian peka menyikapi fakta melalui ungkapan kata,” jelas Menag.
Video: NUSANTARANEWS.CO