NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ponsel pintar iPhone yang merupakan produk Apple, baru baru ini berencana melakukan peremajaan software. Peremajaan dilakukan guna menjaga privasi dan keamanan para penggunanya.
Sedari awal kemunculannya, iPhone jadi satu satunya ponsel pintar yang hanya bisa dibuka pemiliknya. Meski kebijakan privasi Apple ini sempat memicu ketegangan dengan Kepolisian Paman Sam pada 2016 silam lantaran tak bisa mendapatkan akses informasi, namun tak menyurutkan perangkat ini mengurangi sedikitpun keamanan bagi penggunanya.
Juru Bicara Apple, Fred Sainz, mengungkapkan Apple secara konstan memperkuat perlindungan keamanan dan memperbaiki setiap kerentanan yang ditemukan di teleponnya, sebagian karena para penjahat juga dapat memanfaatkan kekurangan tersebut. “Kami sangat menghormati penegakan hukum, dan kami tidak mendesain perbaikan keamanan kami untuk menggagalkan upaya mereka untuk melakukan pekerjaan mereka,” katanya.
Baca Juga:
506 Juta Dolar Denda Hak Paten Apple
Dari Apple Hingga Google Kecam Trump Soal Larangan Muslim Ke AS
Sebaliknya dengan adanya peremajaan software, Aplle telah menutup celah teknologi yang memungkinkan pihak kepolisian meretasnya. Dilansir dari CNBC Indonesia, Jumat (21/12/2018) Apple mengatakan sedang merencanakan pembaruan perangkat lunak (software) iPhone yang akan secara efektif menonaktifkan pengisian daya telepon dan port data satu jam setelah ponsel dikunci.
Untuk mentransfer data ke atau dari iPhone menggunakan port, seseorang harus terlebih dahulu memasukkan kata sandi ponsel.
Perubahan semacam itu akan menghambat aparat penegak hukum, yang biasanya telah membuka iPhone terkunci dengan menghubungkan perangkat lain yang menjalankan software khusus ke port.
Kabar mengenai peremajaan software yang direncanakan Apple telah mulai menyebar melalui blog keamanan dan lingkaran penegak hukum – dan banyak lembaga investigasi yang marah.
“Jika kita kembali ke situasi di mana kita tidak memiliki akses, sekarang kita tahu secara langsung semua bukti yang telah hilang tidak dapat kita tempatkan dalam posisi aman,” kata Chuck Cohen, yang memimpin satuan tugas Kepolisian Negara Bagian Indiana, AS.
Kepolisian Negara Bagian Indiana mengatakan membuka 96 iPhone untuk berbagai kasus tahun ini, dengan menggunakan perangkat khusus seharga US$ 15.000 yang dibelinya bulan Maret dari sebuah perusahaan bernama Grayshift.
Tetapi pendukung privasi mengatakan langkah Apple untuk memperbaiki celah keamanan sudah benar. “Ini adalah kerentanan yang sangat besar di ponsel Apple,” kata Matthew D. Green, seorang profesor kriptografi di Universitas Johns Hopkins. Sebuah perangkat Grayshift, katanya, “bisa dengan mudah bocor ke dunia.”
Editor: Romadhon