Mancanegara

Anggaran Pertahanan AS Nyaris Sentuh Angka Rp 11 Ribu Triliun

anggaran pertahanan as, pertahanan amerika, anggaran militer as, militer as, james mattis, nusantaranewsanggaran pertahanan as, pertahanan amerika, anggaran militer as, militer as, james mattis, nusantaranews
Departemen Pertahanan (DoD) Amerika Serikat.

NUSANTARANEWS.CO – Presiden Donald Trump dilaporkan menyetujui anggaran pertahanan Amerika Serikat (AS) sebesar USD750 miliar atau hampir mencapai angka Rp 11.000 triliun. Jika benar, ini akan tercatat sebagai anggaran terbesar pertahanan AS dalam sejarah Amerika Serikat.

Awalnya Presiden Trump menyebut anggaran pertahanan sebesar USD716 miliar. sesuatu yang sangat gila. Namun, bukannya tidak setuju, malah Presiden ke-45 AS itu justru berkomitmen dengan angka lebih tinggi yakni USD750 miliar.

Presiden Trump setuju atas permintaan Menteri Pertahanan James Mattis untuk meningkatkan anggarannya. Kendati tidak disampaikan secara resmi ke hadapan media, tapi diyakini kesepakatan anggaran besar tersebut berdasarkan hasil pertemuan antara Trump, Mattis, Ketua DPR dan Senat Komite Angkatan Bersanjata AS.

Baca juga: Globalisasi Telah Memutus Rantai Vital Pasokan Industri Pertahanan Amerika

Anggaran pertahanan yang mencapai Rp 11.000 triliun ini merupakan anggaran pertahanan terbesar dalam sejarah AS. Bahkan, jauh melampaui anggaran pertahanan gabungan Rusia dan Cina.

Baca Juga:  King of Morocco, HM King Mohammed VI, Delivers Speech to Nation on Green March 49th Anniversary

Sekadar informasi, Rusia menetapkan anggaran pertahanannya pada 2018 senilai 46 miliar dolar AS. Cina menaikkan anggaran militernya 8 persen dari sebelumnya sehingga mencapai angka 173 miliar dolar AS atau setara 1.1 triliun yuan. Sementara Inggris sebesar 60 miliar dolar, Perancis dan Jerman masing-masing sebesar 40 miliar dolar.

Seperti ditegaskan pada tahun sebelumnya, Departemen Pertahanan AS (DoD) menegaskan bahwa anggaran pertahanan yang fantastis itu merupakan bagian dari upaya Amerika untuk memastikan militer Paman Sam menjadi kekuatan paling mematikan di dunia. Termasuk dalam rangka kepentingan modernisasi kekuatan alat utama sistem pertahanan (alutsista).

Baca juga: Kata Presiden Trump: WTO Telah Gagal dan Ketinggalan Zaman

Baca Juga:  Ecuador Suspends Recognition of Polisario Militia

“Departemen (Pertahanan) berkomitmen untuk memastikan militer kami tetap menjadi kekuatan paling mematikan di dunia,” kata jubir DoD dikutip Russia Today.

Awal tahun ini Menteri Pertahanan AS James Mattis menegaskan bahwa anggaran diperlukan guna mempersiapkan kesiapan tempur seluruh tantara AS di berbagai penjuru belahan dunia dalam menghadapi konflik, termasuk perang di Afghanistan, serta ancaman perang dengan Korea Utara.

Selain itu, Pentagon juga mengatakan bahwa peningkatan anggaran ini bukanlah karena AS diserang, tapi lebih kepada tantangan logistik langsung, termasuk peningkatan pelatihan pasukan, pengembangan teknologi pertahanan rudal yang lebih canggih, rekayasa kecerdasan buatan, termasuk untuk memodernisasi sistem persenjataan nuklir.

Kebijakan luar negeri Trump tampaknya akan semakin meningkatkan lebih banyak misi tempur ke berbagai wilayah konflik seperti di Somalia dan Yaman termasuk ke Afghanistan.

Sementara penerima manfaat sebenarnya dalam belanja militer adalah perusahaan senjata besar seperti Lockheed Martin, Boeing dan General Dynamics. Seperti pembuatan 10 kapal tempur baru pada tahun 2019. Juga pembelian pesawat tempur F/A-18 E/F Super Hornet buatan Boeing sebanyak 24 unit untuk menambal kekurangan armada pesawat tempur di Angkatan Laut.

Baca Juga:  Washington Reiterates Its Support to the Territorial Integrity of the Kingdom of Morocco

Sementara Angkatan Udara akan mengadakan 77 pesawat tempur F-35 Joint Strike Fighter pabrikan Lockheed Martin serta untuk mendanai pesawat pembom B-21 Northrop Grumman.

Selain itu, April lalu Menteri Pertahanan AS James Mattis mengingatkan agar anggaran pertahanan digunakan untuk membangun kekuatan yang mematikan di dunia serta mengungguli kekuatan musuh potensial sekarang dan di masa depan.

(eda/ell)

Editor: Almeiji Santoso

Related Posts

1 of 3,053