Politik

Janji Jokowi Sediakan Luas Perhutanan 12,7 Juta Hektar Pesimis Tercapai

Kebakaran Hutan (Foto: Nurcholis/Nusantaranews)Kebakaran Hutan (Foto: Nurcholis/Nusantaranews)
Luas Perhutanan (Foto: Nurcholis/Nusantaranews)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Direktur Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO) Maya Rostanty pesimis mengenai janji Presiden Jokowi untuk mencapai luas wilayah perhutanan sosial seluas 12,7 juta hektar tercapai.

Dirinya menjelaskan, “Dalam empat tahun pemerintahan hingga masa sisa periode pemerintahannya yang kurang dari 1 tahun target perhutanan sosial dinilai pesimis dapat tercapai,” ungkap Maya dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin, 19 November 2108.

Maya mengungkapkan, berbagai kebijakan dan upaya telah dilakukan pemerintah untuk mencaian target perhutanan sosial, namun dirinya menilai kurang memberikan daya ungkit. Untuk itu dirinya berpandangan perlu adanya terobosan untuk pencapaian target Perhutanan Sosial.

Baca Juga:
Greenomics Tuduh Zulkifli Teken Pelepasan Kawasan Hutan untuk Sawit di Masa SBY
Benarkah, Tidak Ada Bagi-Bagi Lahan Hutan Negara?
Penaataan Ruang di Indonesia Dinilai Penting Untuk Dukung Penurunan Temperatur Global
Menko Maritim Paparkan Komitmen Indonesia Kurangi Emisi Gas Karbon

Selain itu, rencana pemerintah untuk melakukan revisi PP 35 tahun 2002 Tentang Dana Reboisasi membutuhkan perhatian dari semua pihak. Koalisi Masyarakat Sipil untuk Optimalisasi Dana Reboisasi saat ini tengah mendorong agar ketentuan dalam revisi PP 35 Tahun 2002 tentang Dana Reboisasi hendaknya memasukan ketentuan tentang perluasan penggunaan Dana Reboisasi untuk perhutanan sosial.

Baca Juga:  Jelang Debat Perdana Pilgub Jatim, Risma-Gus Hans Pede Tampil Prima

Sementara itu Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Bambang Supriyanto mengaku terus berupaya mencari lokasi untuk rencana proyek Forest Programm (FP) V kerjasama Indonesia-Jerman, senilai USD 17 juta. Untuk itu dirinya melakukan kunjungan ke ke Sanggau pada Sabtu (17/11/2018).

“Itu untuk social forestry. Untuk tiga lokasi, yaitu NTT, Jawa, dan Kalbar. (Sanggau), karena masih luas hutannya dan ada hutan adatnya,” kata dia.

Editor: Alya Karen

Related Posts

1 of 3,053