NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pemerintah masih enggan mengumumkan laporan jumlah korban masyarakat sipil dalam sejumlah aksi demonstrasi yang berujung rusuh di beberapa wilayah Papua dan Papua Barat sejak Kamis (29/8) lalu. Bahkan, terhitung sejak akhir Agustus itu, aksi demonstrasi berlangsung selama sepekan beturut-turut di sejumlah wilayah Bumi Cendrawasih.
Hanya saja, sejumlah laporan menyebutkan bahwa hingga saat ini sudah terdapat delapan orang masyarakat sipil tewas akibat terkena tembakan. Padahal, aksi demonstrasi tersebut mengusung tema anti rasisme.
Tokoh Papua, Natalius Pigai membenarkan laporan Wakil Bupati Deiyai, Hengky Pigai yang dikutip media lokal menyebutkan bahwa sudah delapan orang warga sipil tewas sementara 16 lainnya masih dirawat di rumah sakit.
Saat dimintai keterangannya, Minggu (1/9), Natalius meminta redaksi mengutip laporan media lokal yang dikirimkannya melalui pesan WhatsApp. “Muat ini saja,” singkatnya.
Nataius sendiri mengaku heran mengapa demonstran anti rasisme justru menjadi korban. “Yang jadi korban justru (demonstran) anti rasisme,” tegasnya.
“Apa yang bisa dijual ke internasional ketika orang-orang yang menentang rasialisme, segregasi ras dan Papua Phobia justru ditangkap, dianiaya dan dibunuh? Saya justru heran dengan negara ini bahwa pelaku rasialisme dibiarkan dan dilindungi,” jelas aktivis HAM ini.
Sebelumnya, pegiat HAM ini menegaskan bahwa aksi demonstrasi rakyat Papua yang berlangsung behari-hari merupakan wujud komitemen tegas melawan rasisme, khususnya di tanah air.
Aksi demonstrasi berlangsung serentak dan berhari-hari di berbagai wilayah Papua seperti Wamena, Deiyai, Dogiai dan Paniai. “Rakyat Papua ingin menunjukkan komitmennya melawan rasisme,” tegas Natalius.
Sementara itu, korban ternyata juga melibatkan pihak aparat keamanan. Hal itu diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo.
Pada Rabu (28/8) lalu, Dedi mengungkapkan bahwa insiden bentrok di Deiyai, Papua pada Rabu (28/8) kemarin menelan korban 1 anggota TNI dan 3 anggota Polri. Dia menjelaskan untuk korban 3 anggota Polri disebutnya terkena luka panah.
“Informasi yang sudah dihimpun dari Polda Papua, saat ini korban ada dari aparat keamanan dari TNI 1 dan 3 Polri yang terkena luka panah,” kata Dedi. (eda)
Editor: Eriec Dieda