Berita UtamaFeaturedMancanegara

Presiden Trump Terang-Terangan Mendukung Supremasi Kulit Putih Amerika!

NUSANTARANEWS.CO – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunjukkan dukungannya secara terang-terangan pada supremasi kulit putih di negaranya dalam beberapa peristiwa kekerasan seperti di kota Charlottesville, Virginia. Trump secara transparan menyatakan dukungan atas aksi kekerasan kelompok rasis dalam protes di kota itu.

Jay A. Pearson, salah seorang pakar politik Amerika dalam artikelnya yang dimuat surat kabar Los Angeles Times menulis, para pendukung dan aktivis sosial, sosiolog dan warga biasa Amerika semuanya sepakat bahwa Donald Trump adalah seorang rasis dalam arti yang sebenarnya.

Menurut Pearson, perilaku dan perkataan Trump adalah manifestasi nyata fenomena rasialisme di Amerika.

Dubes AS untuk Panama, John D. Feeley langsung mengundurkan diri dari jabatannya setelah mendengar pernyataan rasis Presiden Trump. Feeley mengaku dirinya sudah tidak bisa bertahan lagi dalam pemerintahan Amerika.

Seperti ramai diberitakan, seorang juru bicara kantor PBB berbasis di Jenewa mengeluarkan pernyataan pada hari Jumat (12/01/2018), pasca laporan bahwa Presiden Trump menggunakan bahasa penghinaan untuk menyebut negara-negara Afrika dan Haiti dalam pembahasan mengenai kebijakan imigrasi di Gedung Putih.

Baca Juga:  Rezim Kiev Wajibkan Tentara Terus Berperang

Bermula ketika Presiden Donald Trump dalam sebuah pertemuan khusus pada hari kamis (11/1) yang dihadiri oleh anggota Kongres Amerika menyinggung soal kehadiran para imigran dari negara-negara seperti El Savador, Haiti dan negara Afrika. Trump mengatakan, mengapa kita membiarkan masyarakat dari negara-negara “lubang anus” (shithole countries) masuk ke Amerika. Trump menginginkan para imigran yang masuk ke Amerika berasal dari negara seperti Norwegia, sebagaimana dilansir parstoday.

Spontan, statemen Trump itu menuai reaksi luas dari media-media dalam maupun luar Amerika. Pertama, surat kabar Washington Post kemudian diikuti oleh media-media lain. Meski begitu, beberapa anggota Kongres dari Partai Republik membela Trump dan mengaku tidak mendengar statemen semacam itu selama pertemuan. Namun anggota Kongres dari Partai Demokrat membenarkan bahwa Trump mengeluarkan statemen itu berulang kali.

Juru bicara PBB menyatakan bahwa jika benar Presiden Trump menyampaikan pernyataan tersebut maka hal itu merupakan sebagai sesuatu yang memalukan dan sangat rasialis.

Baca Juga:  Sering Dikeluhkan Masyarakat, Golkar Minta Tambahan Sekolah SMA Baru di Surabaya

Pejabat PBB ini juga menyatakan bahwa masalahnya tidak hanya mengenai bahasa yang vulgar. Tapi lebih jauh lagi menyangkut nilai-nilai universal yang diupayakan dengan susah payah oleh dunia pasca Perang Dunia Kedua.

Patut dicatat bahwa ini bukan kali pertama Trump menyampaikan statemen rasis tanpa memperhatikan kepentingan nasional dan situasi politik Amerika. Sejak pertama kali masuk ke Gedung Putih, Trump telah menunjukkan bahwa dirinya terkesan berusaha membangkitkan kembali supremasi kulit putih di Amerika.

Banyak pengamat mengakui bahwa slogan-slogan rasis Trump semacam pembangunan tembok pembatas di perbatasan Meksiko atau pelarangan masuk imigran ke Amerika, telah menyedot suara kubu pendukung supremasi kulit putih di negara itu. (Aya)

Related Posts

1 of 42