1.587 Prajurit Marinir AS Latihan Enam Bulan di Pulau Terpencil Australia

Pasukan Marinir Amerika Serikat (U.S. Marines) saat diterjunkan ke Okinawa, Jepang, 1 Februari 2018. (Foto: Sgt. Ricky Gomez/U.S. Marines)

Pasukan Marinir Amerika Serikat (U.S. Marines) saat diterjunkan ke Okinawa, Jepang, 1 Februari 2018. (Foto: Sgt. Ricky Gomez/U.S. Marines)

NUSANTARANEWS.CO, Canberra – Kementerian Pertahanan Australia mengatakan bahwa Amerika Serikat akan mengerahkan sejumlah pasukan marinir untuk dilatih secara khusus di sebuah pulau kecil di bagian utara Australia selama enam bulan. Program latihan ini diberi sandi Force Posture Initiatives.

Menteri Pertahanan Australia Marise Payne menyebutkan, sebanyak 1.587 prajurit marinir AS akan dilatih di wilayah terpencil Australia. Latihan Force Posture Initiatives merupakan program rutin militer AS yang digelar setiap setahun sekali. Tahun 2017 lalu, Force Posture Initiatives juga digelar dengan melibatkan jumlah prajurit marinir AS lebih sedikit dibandingkan tahun 2018.

“Militer AS memainkan peran penting dalam penjaminan dan stabilitas di seluruh Indo-Pasifik, dan Force Posture Initiatives akan menjadi komponen penting dalam menjaga stabilitas dan keamanan selama beberapa dekade mendatang,” kata Payne dikutip Reuters, Jumat (23/3/2018).

Baca juga: Latihan Gabungan Angkatan Laut ASEAN Pertama di Thailand

Latihan khusus prajurit marinir AS ini terjadi di tengah memanasnya situasi di Laut Cina Selatan yang membangun kekuatan di sejumlah pulau yang diklaim Tiongkok. Ini juga menjadi sinyal AS menyebarkan tentaranya di kawasan Asia Pasifik karena poros AS di Asia dinilai sebagai kunci dari komitmen Washington untuk terlibat langsung di wilayah Asia di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Presiden ke-45 AS ini tampaknya tidak banyak menggeser kebijakan yang telah dirintis penduhulunya, Barack Obama meskipun Trump menarik diri dari perjanjian TPP. AS tetap berusaha melibatkan diri di Asia Pasifik, setidaknya untuk meredam pengaruh Cina khususnya di sekitar Laut Cina Selatan.

Cina mengklaim sebagian besar Laut Cina Selatan karena menjadi jalur perdagangan strategis. Selain itu, Laut Cina Selatan juga diyakini mengandung minyak dan gas alam yang ingin diamankan Cina untuk kepentingan nasionalnya. Negeri Tirai Bambu bahkan dilaporkan sudah semakin aktif membangun pulau buatan di terumbu karang, dan beberapa pelabuhan serta jalur udara.

Baca juga: Pesan Global Cina dalam Latihan Perang di Laut Baltik

Selain itu Cina juga merasa terganggu dengan latihan militer gabungan yang kerap digelar AS bersama Australia, Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan beberapa negara yang bersentuhan dengan Laut Cina Selatan.

“Cina akan memantau apa pun yang dilakukan AS. Dan kalau boleh meminta, Cina meminta AS untuk tidak bekerja sama dengan negara-negara Asia dalam latihan semacam ini. Sebab, Beijing tengah menjajaki kerja sama satu per satu dengan negara-negara Asia Tenggara yang memiliki klaim (di LCS),” kata Euan Graham, direktur program keamanan internasional Lowy Institute.

Euan menuturkan, pengerahan militer juga akan mengancam dan memperlemah hubungan Australia-Cina. (red)

Pewarta: Almeiji Santoso
Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version