KhazanahTraveling

Ziarah Situs Sejarah Tempo Dulu Edisi Tugu Golong Gilig

Ziarah situs sejarah tempo dulu edisi Tugu Golong Gilig
Ziarah situs sejarah tempo dulu edisi Tugu Golong Gilig/Foto: Youtube

NUSANTARANEWS.CO – Ziarah situs sejarah tempo dulu edisi Tugu Golong Gilig. Jika berkunjung ke Yogyakarta, situs sejarah yang wajib untuk dikunjungi adalah tugu Golong Gilig yang sekarang dikenal dengan Tugu Pal Putih. Tugu ini merupakan ikon dari Kota Yogyakarta dan menjadi saksi bisu berkembang pesatnya Kota Yogjakarta sejak tiga abad yang lalu.

Ketika pertama kali dibangun, bentuk Tugu Pal Putih belum seperti bangunan yang berdiri saat ini. Awalnya adalah berbentuk golong gilig yang juga merupakan simbol Manunggaling Kawula-Gusti atau semangat persatuan antara rakyat dan penguasa (raja) melawan penjajah. Semangat persatuan atau yang disebut Golong Gilig tersebut tergambar dalam bangunan tugu, di mana tiangnya berbentuk gilig (silinder), dan puncaknya berbentuk golong (bulat).

Dahulu Tugu Golong Gilig dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I tahun 1756 setelah selesai membangun Keraton Yogyakarta. Konon pada saat melakukan meditasi, HB I menggunakan tugu ini sebagai patokan arah menghadap puncak Gunung Merapi.

Baca Juga:  Pencak Silat Budaya Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024

Postur fisik bangunan berbentuk bulat dengan ketinggian 25 meter. Di puncak bangunan terdapat sebuah benda bulat menyerupai bumi. Karena itu masyarakat sekitar sering menyebutnya dengan gunathole (tugu ana penthole) yang artinya tugu yang memiliki ujung bundar bak penthol bakso.

Bangunan Tugu Golong Gilig merupakan sebuah tugu yang terletak di perempatan jalan antara Jl. Mangkubumi, Jl. Diponegoro, Jl. Jendral Soedirman dan Jl. AM Sangaji. Dari pusat Keraton Ngayogyakarta, bangunan ini berjarak sekitar 2 kilometer. Dan bila diperhatikan dengan seksama maka lokasi tugu akan berada sat ugaris dengan Keraton Yogyakarta, Laut Selatan, dan Gunung Merapi.

Tahun 1867, situs peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwana I itu runtuh akibat gempa bumi oleh meletusnya gunung Merapi. Saat itu, sultan yang bertakhta adalah Sri Sultan Hamengku Buwana VI.

Setelah cukup lama dibiarkan tanpa ada pembugaran, baru pada tahun 1889, tepatnya saat Sri Sultan Hamengkubuwana VII bertakhta situs bangunan Golong Gilig dibangun kembali dengan tampilan baru seperti yang ada sekarang ini. Tugu baru ini berbentuk segi empat (Pajupat), ujungnya runcing dan tingginya 15 meter dengan warna putih.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Apresiasi Digelarnya Festifal Budaya Banjar

Itu artinya sampai keruntuhannya Tugu Golong Gilig berusia kurang lebih 111 tahun. Sedangkan Pajupat hingga kini berusia sekitar 131 tahun. (Ad/Alya)

Related Posts

1 of 3,053