NUSANTARANEWS.CO – World Economic Forum setiap tahun melakukan sebuah upaya ambisius dengan cara menjelajahi dunia guna memilih 100 pemimpin muda yang berusia di bawah 40 tahun. Keseratus pemimpin tersebut dipersiapkan WEF untuk menangani tantangan dunia yang sangat kompleks dengan pendekatan yang inovatif.
Industri global, pemerintah masyarakat sipil berusaha untuk menjembatani perbedaan dan mempromosikan masa depan yang inklusif. Langkah WEF ini berusaha menyatukan berbagai individu yang inspiratif yang dipilih sesuai dengan bidang dan keahlian mereka guna membangun kembali peradaban dunia yang berkelanjutan di masa mendatang. Dana yang dipersiapkan untuk program ini tak main-main, hingga mencapai miliaran dolar demi membangun keberlanjutan kehidupan dunia di masa-masa mendatang.
Baca: Forum Ekonomi Dunia Paksa Perubahan Global
Kelompok pemimpin muda ini dinamai Class of 2017. Sebanyak 100 Young Global Leaders dididik selama rentang waktu lima tahun. Mereka dibagi ke dalam berbagai bidang, termasuk bisnis dan non-profit sektor yang nantinya akan terbangun komunitas global dengan memanfaatkan bakat dan kemampuan yang beragam sehingga memiliki pengalaman dan jaringan untuk menjembatani perbedaan yang ada di dalam masyarakat serta mencapai tujuan secara bersama-sama tanpa terpisah-pisah.
Saat ini, Young Global Leaders (YGLs) terdiri dari mantan kepala pemerintahan dan perusahaan Fortune 500, pemenang medali Olimpiade dan Academy Awards serta orang-orang yang telah berhasil mengatasi kesulitan secara positif untuk terus berusaha merubah nasibnya.
Simak: Menyongsong Forum Ekonomi Dunia di Afrika
Selain itu, ada juga nama Lewis Pugh; perenang pertama yang menaklukkan laut paling selatan di dunia yang masih memungkinkan untuk direnangi, yaitu di laut Antartika. Aksi Pugh membuat dunia tercengang sehingga dijuluki diplomat Speedo.
Class of 2017 memiliki dua ilmuan top dunia yakni Kepala Ilmuwan di eGenesis Biosciences dan Feng Zhang anggota inti dari Broad Institute of MIT dan Harvard. Mereka bersama menciptakan alat genom-editing CRISPR-Cas9 revolusioner, yang dijelaskan oleh WIRED sebagai “teknik gen-editing yang bisa membantu memberantas kondisi kesehatan dan membawa kembali mammoth berbulu”.
Dari sektor publik, YGLs terinspirasi untuk memilih sejumlah inovator dan pelopor dalam kebijakan publik. Aja Brown adalah walikota termuda yang terpilih di Compton, California, dan baru-baru ini menerima National Action Jaringan Martin Luther King Award. Naisula Lesuuda sebagai wanita termuda di parlemen Kenya dan advokat terkemuka untuk hak-hak perempuan di wilayah tersebut. Yuefei Qin adalah lulusan Yale yang memilih menjauh dari pekerjaan di kota-kota besar untuk menjadi kepala desa di kawasan pedesaan Cina. Dia dan lulusan Yale lainnya mendirikan Serve for China, organisasi non-profit yang membantu penduduk desa membangun jalan dan konservatori air, terhubung ke internet dan meningkatkan sekolah-sekolah lokal.
Baca: WEF Jadi Forum Milik Cina?
Di sektor swasta diwakili Katie Hill. Seorang inovator ambisius yang memimpin program energi bersih baru Apple, mengubah perusahaan manufaktur di seluruh dunia untuk energi terbarukan. Selain itu, dipilih juga Alejandro Brenes, co-founder dan CEO Enertiva, sebuah perusahaan energi yang mendistribusikan solusi surya dan hemat energi di Kosta Rika.
Pemimpin-pemimpin muda dari Class of 2017 membuat kelompok di ranah sosial non-profit yang bekerja tanpa lelah untuk membuat masyarakat lebih inklusif. Neema Kaseje adalah seorang dokter bedah pediatrik dengan Médecins Sans Frontières, didedikasikan untuk menyediakan akses universal untuk kesehatan dan operasi yang aman untuk anak-anak di daerah yang paling rentan di dunia. Rebecca van Bergen adalah pendiri Nest, sebuah platform yang menghubungkan seniman lokal dengan konsumen global; dan Sercan Celebi adalah pendiri organisasi pemilu-monitoring pertama di Turki, yang telah memobilisasi 100.000 relawan untuk memastikan pemilu yang transparan dan adil.
Para pemimpin muda telah mencapai keberhasilan yang signifikan, sebagai bagian dari Komunitas YGLs. Mereka akan ditantang untuk mencapai prestasi bersama dan secara individu.
Baca juga: Pendiri WEF: Harapan Saya Adalah Teknologi dan Generasi Muda
Penulis: Eriec Dieda