Lintas NusaPeristiwaTerbaru

Warga Pesisir Selatan Lampung dan Selat Sunda Dihimbau Tetap Tenang

NUSANTARANEWS.CO – Gempa bumi tektonik mengguncang wilayah Lampung pada Minggu, 7 Agustus 2016 kemarin. Terjadi pukul 21.02.40 Waktu Indonesia Barat (WIB), gempa bumi yang berkekuatan 5,0 skala richter itu dikonfirmasi Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG tidak berpotensi tsunami.

“Hasil monitoring BMKG hingga saat ini belum terjadi gempabumi susulan. Untuk itu masyarakat pesisir selatan Lampung dan Selat Sunda dihimbau agar tetap tenang mengingat gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya, Jakarta, Senin (8/8/2016).

Dilaporkan, guncangan gempa cukup kuat. Terutama di Krui, Marang, Banjarnegeri, Kotajawa, Bandaragung, Kotaagung dan Tanggamus. “Pada skala intensitas II SIG BMKG (III-IV MMI),” kata Daryono sembari menjelaskan di daerah tersebut gempa bumi dirasakan oleh orang banyak sehingga membuat beberapa warga sempat berlari keluar rumah untuk menyelamatkan diri. “Namun demikian hingga saat ini belum ada laporan kerusakan,” ujarnya.

Baca Juga:  KPU Sumenep Resmi Tetapkan Dua Pasangan Calon dalam Pilkada 2024

Daryono menambahkan, pusat gempa bumi terletak pada koordinat 6,03 LS dan 104,16 BT, tepatnya di laut pada jarak 80 km arah selatan Kotaagung, dengan kedalaman 57 km. Catatan sejarah menunjukkan bahwa, hingga saat ini di Selat Sunda dan sekitarnya belum terjadi gempa bumi kuat. “Ini menjadi dasar bagi beberapa ahli kebumian yang menyebut kawasan Selat Sunda sebagai zona sepi atau zona kesenjangan gempa bumi. Sehingga setiap aktivitas gempa bumi yang terjadi dan bersumber di Selat Sunda sangat menarik untuk dicermati dan dikaji,” papar dia melanjutkan.

“Gempa bumi Selat Sunda yang terjadi merupakan jenis gempa bumi tektonik dangkal dengan episenter di cekungan busur muka (fore arc basin) sebelah baratdaya Selat Sunda. Jika melihat hiposenternya di kedalaman 57 km, maka diyakini gempabumi ini disebabkan aktivitas subduksi lempeng, dan bukan akibat aktivitas sesar/patahan aktif,” pungkasnya. (eriec dieda)

Berita Terkait: BMKG: Gempa di Namlea, Gempa Bumi Tektonik

Related Posts

1 of 3,053