Berita UtamaFeaturedMancanegara

Vladimir Putin Menginstruksikan Suriah dan Hizbullah Tidak Membalas Serangan Israel

NUSANTARANEWS.CO – Presiden Rusia Vladimir Putin telah menginstruksikan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Hizbullah untuk tidak melakukan pembalasan terhadap serangan Israel di Suriah. Seperti dilansir Guardian, Putin sedang mengusulkan sebuah kesepakatan yang akan mencegah kekuatan asing menggunakan Suriah sebagai basis untuk menyerang negara tetangga.

Untuk diketahui, saat ini hampir sebagian besar sistem pertahanan udara Suriah dipasok oleh Rusia seperti S-300 maupun S-400 yang jauh lebih maju – di mana belum digunakan untuk menembak jet-jet Israel. Yang jelas Suriah sudah memiliki sistem pertahanan udara yang canggih.

Mengapa Rusia mendiamkan serangan Angkatan Udara Israel atas Suriah belakangan ini, termasuk penyerangan terhadap pangkalan militer Rusia di Suriah baru-baru ini? Apa yang ditunggu oleh Rusia?

Padahal posisi Rusia jelas sudah diakui sebagai aktor utama di Timur Tengah baik dengan peran militer maupun diplomasinya. Dengan memainkan game konflik di kawasan seperti di Suriah, Libya, Irak termasuk Lebanon dan Palestina – Rusia dapat mengejar kepentingannya dan mendominasi kawasan sepenuhnya. Bahkan menendang AS keluar dari permainan.

Baca Juga:  Pasukan Prancis Berlatih untuk Berperang dengan Rusia di Rumania

Belakangan jet-jet tempur Israel rajin menyerang Suriah di daerah al-Qutayfa di timur Damaskus seperti dinyatakan oleh Komando Umum Suriah. Tampaknya Isreal juga mulai menembakkan rudal-rudalnya ke basis pertahanan yang mereka sebut milik Iran.

Seperti diketahui, Israel memang sangat khawatir meningkatnya dominasi Iran di Suriah setelah kekalahan ISIS. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan terang-terangan menyatakan bahwa Israel tidak bisa menerima kehadiran militer tetap Iran di mana saja di Suriah, termasuk milisi Hizbullah.

Dengan alasan “preemptive” itulah militer Israel terus melakukan serangan udara terhadap apa yang disebutnya basis militer Iran di Suriah. Namun, hari selasa lalu, sistem pertahanan Suriah bukan hanya berhasil mencegat semua rudal Israel – bahkan berhasil menembak salah satu jet Israel, sebagaimana dilaporkan Jerusalem Post.

Serangan tersebut belum dikonfirmasi oleh pihak Israel. Terkait dengan situasi Suriah, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa, “Kami memiliki kebijakan jangka panjang untuk mencegah pengalihan senjata yang bisa mengubah permainan ke Hizbullah dari wilayah Suriah. Kebijakan ini belum berubah. Kami menjalankannya dengan tindakan, “katanya.

Baca Juga:  Mesin Propaganda Arus Utama Barat Marah Karena Mitos 'Isolasi Putin' Runtuh

Sebagai informasi, Israel telah menyerang wilayah Suriah lebih dari 100 kali sejak konflik tersebut dimulai pada tahun 2011. Baru-baru ini, Israel juga secara terbuka mengakui telah membom Lebanon.

Mengapa Iran, Suriah, dan Hizbullah di Lebanon tidak menanggapi secara langsung serangan Israel tersebut? Padahal menyerang wilayah negara berdaulat jelas ilegal tanpa izin dari PBB, kecuali jika dilakukan untuk membela diri.

Atau apakah karena Israel dilaporkan memiliki lebih dari 200 hulu ledak nuklir yang ditujukan kepada Iran?

Perang proxy yang semakin meluas antara Iran dan Israel yang melibatkan negara-negara di kawasan Timur Tengah tampaknya tinggal menunggu waktu saja untuk pecah kecuali ada sesuatu yang luar biasa untuk meredakannya.

Israel sendiri tempaknya terus memprovokasi Iran. Pada hari Selasa, kepala Mossad, Yossi Cohen, memperingatkan akan adanya proliferasi rudal Iran yang akurat di Timur Tengah.

Cohen juga mengatakan bahwa milisi bersenjata Iran dengan besar-besaran tanpa dihalangi telah menciptakan koridor udara dan darat di kawasan, kata Cohen pada sebuah acara Kementerian Keuangan di Yerusalem pada hari Selasa. Cohen juga menambahkan bahwa hal itu telah menimbulkan kekhawatiran negara-negara Sunni. Sama seperti Israel.

Baca Juga:  Blokade Laut Merah dan Serangan Rudal Yaman Terhadap Israel

Duta Besar untuk Amerika Serikat Ron Dermer juga memperingatkan: “Jika Iran tidak dikeluarkan dari Suriah, maka peluang konfrontasi militer semakin meningkat. Saya tidak ingin memberi tahu Anda setiap tahun atau bulan. Saya akan mengatakannya bahkan seminggu ini, “katanya. Dermer juga menambahkan bahwa dalam mengambil tindakan untuk membela diri, Anda tidak tahu apa yang bisa terjadi. Tapi saya pikir ini lebih tinggi dari yang dipikirkan orang.”

Sementara itu, tidak jelas berapa banyak Rusia bisa mentolerir serangan terang-terangan terhadap Iran jika melewati wilayah perbatasan yang disengketakan dengan Israel. Apapun, Iran dan Rusia akan tetap menjadi sekutu kunci di tahun-tahun yang akan datang sampai pengaruh Washington dan kontrol atas Timur Tengah semuanya benar-benar terkikis. (Banyu)

Related Posts

1 of 84